BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
1. IDENTIFIKASI MASALAH
Kemampuan membaca dan menulis merupakan bagian kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh siswa. Oleh karena itu kemampuan membaca dan menulis perlu mendapat perhatian besar dari guru, terutama guru-guru yang mengajar di kelas rendah. Mengajarkan kemampuan membaca dan menulis pada anak-anak kelas awal yang masih berada dalam usia bermain dan belum memungkinkan anak pada suasana yang serius dan situasi pembelajaran yang formal tentu banyak mengalami kesulitan.
Proses kegiatan belajar mengajar sudah berjalan kurang lebih enam minggu, namun kemampuan membaca dan menulis siswa kelas I masih rendah. Dari 30 siswa yang mampu membaca lancar dan menulis dengan benar ada 20%, yang lain masih mengeja dan belum lancar membaca bahkan ada yang belum hafal huruf.
Rendahnya kemampuan siswa dalam membaca dan menulis menyebabkan rendah pula kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran serta mempunyai dampak yang buruk terhadap perkembangan kemampuan siswa dalam memahami materi mata pelajaran-mata pelajaran yang lain.
Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca dan menulis siswa kelas I di SDN Kapasari I dengan melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas selain untuk perbaikan pembelajaran juga ditujukan untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional (PGSD 4412) pada Program S 1 PGSD.
Laporan ini disusun berdasarkan catatan yang dibuat ketika merancang kegiatan perbaikan serta selama kegiatan pelaksanaan observasi dan diskusi pelaksanaan perbaikan yang dilakukan dalam tiga siklus.
2. ANALISIS MASALAH
Kegiatan belajar mengajar sudah berjalan kurang lebih enam minggu, kemampuan membaca dan menulis siswa kelas I masih rendah. Dari 30 siswa kelas I SDN Kapasari I/292 yang mampu membaca lancar dan menulis dengan benar 20%, siswa yang belum hafal huruf 10%, dan yang lain masih mengeja dan belum lancar membaca dan menulis dengan benar.
Dilihat dari penilaian kemampuan membaca di atas maka sangat mempengaruhi siswa dalam memahami materi mata pelajaran Bahasa Indonesia dan mata pelajaran-mata pelajaran yang lain.
Permasalahan rendahnya kemampuan membaca dan menulis di SDN Kapasari I disebabkan kemungkinan faktor lingkungan keluarga (orang tua tidak bisa membaca), kurang terampilnya guru dalam pembelajaran, atau faktor diri siswa yang mempunyai intelegensi kurang.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti minta bantuan observer untuk mengidentifikasi kekurangan dari pembelajaran yang dilaksanakan. Dari hasil observasi dan diskusi yang dilakukan terungkap beberapa masalah dalam pembelajaran, yaitu:
1. rendahnya kemampuan siswa dalam membaca dan menulis
2. kegiatan pembelajaran yang kurang bervariasi
3. kurang perhatian siswa ketika pembelajaran berlangsung
4. kurangnya media pembelajaran yang tepat
Dari beberapa masalah tersebut yang harus diperbaiki adalah bagaimana kegiatan pembelajaran membaca dan menulis menjadi menyenangkan dengan metode Al Barqy Bahasa Indonesia dan siswa dapat menggali potensi yang ada pada dirinya?
B. RUMUSAN MASALAH
Permasalahan yang diteliti dalam perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas ini adalah:
1. Apakah kegiatan pembelajaran yang bervariasi dengan menggunakan metode Al Barqy Bahasa Indonesia dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan?
2. Bagaimanakah aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan metode Al Barqy Bahasa Indonesia?
3. Apakah kemampuan siswa dalam membaca dan menulis dapat meningkat dengan menggunakan metode Al Barqy Bahasa Indonesia?
C. TUJUAN PENELITIAN
Sesuai dengan permasalahan di atas penelitian ini bertujuan:
1. Untuk mengetahui apakah penyusunan kegiatan pembelajaran yang bervariasi dengan metode Al Barqy Bahasa Indonesia dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan
2. untuk mengetahui bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan metode Al Barqy Bahasa Indonesia dapat meningkatkan kemampuan membaca dan menulis permulaan siswa kelas I SDN Kapasari I.
3. untuk mengetahui apakah kemampuan siswa akan meningkat dengan menggunakan metode Al Barqy Bahasa Indonesia.
D. HIPOTESIS TINDAKAN
Hipotesis Tindakan dalam perbaikan pembelajaran ini adalah:
1. Kegiatan pembelajaran yang bervariasi dengan menggunakan metode Al Barqy Bahasa Indonesia akan tercipta suasana pembelajaran yang menyenangkan
2. Aktivitas siswa akan meningkat dengan kegiatan merangkai suku kata dan kata dalam kerja sama kelompok
3. Kemampuan membaca dan menulis siswa akan meningkat dengan menggunakan metode Al Barqy Bahasa Indonesia
D. MANFAAT HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian ini sangat bermanfaat dan berkonstribusi bagi
• Guru sebagai peneliti, untuk meningkatkan kinerja dalam mengembangkan perbaikan pembelajaran Bahasa Indonesia terutama kemampuan membaca dan menulis permulaan, dan meningkatkan kemampuan profesional dalam melakukan refleksi terhadap proses dan hasil pembelajaran bagi upaya-upaya perbaikan pembelajaran selanjutnya, berdasarkan prosedur PTK.
• Institusi/sekolah, sebagai bahan rujukan bagi para sejawat guru di sekolah untuk melakukan upaya-upaya perbaikan pembelajaran di sekolah.
• Pendidikan secara umum, sebagai bahan rujukan empiris bagi setiap upaya perbaikan dan peningkatan kualitas pendidikan pada satuan Sekolah Dasar.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Bahasa Indonesia
Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesusasastraan.
Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan minimal siswa yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sasta Indonesia.
Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis
2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara
3. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan
4. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial
5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa
6. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah biudaya dan intelektual manusia Indonesia.
Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup empat komponen keterampilan berbahasa, yakni keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Pemerolehan keempat keterampilan berbahasa tersebut bersifat hierarkis. Artinya, pemerolehan keterampilan berbahasa yang satu akan mendasari kemampuan lainnya.
Peranan guru dalam proses belajar mengajar bahasa Indonesia dituntut guru yang berkualitas tinggai, kreatif, dan penuh dedikasi. Peranan guru (dalam dalam proses belajar mengajar (Tarigan, 2006:3.10) adalah sebagai berikut:
1. Informator : sumber informasi, penyampai informasi berupa ilmu dan
pengetahuan umum
2. Organisator : pengelola kegiatan belajar mengajar
3. Konduktor : menjaga dan mengatur keserasian kegiatan proses belajar
mengajar ke sasaran yang telah ditetapkan
4. Katalisator : pengantar kegiatan ke arah tujuan
5. Pengarah : mengarahkan semua kegiatan proses belajar mengajar ke
tujuan intruksional
6. Inisiator : pengambil inisiatif pertama sehingga muncul gairah kerja
7. Moderator : pengantar siswa ke arah masalah
8. Transmiter : penyebar ide, ilmu, peraturan, kebijakan pimpinan dan
lain-lain
9. Fasilitator : pemberi kemudahan belajar bagi siswa
10. Evaluator : penilai kegiatan proses belajar mengajar
teristimewa prestasi belajar siswa
B. Pembelajaran Membaca dan Menulis Permulaan
Dua jenis keterampilan berbahasa pertama, yakni menyimak dan berbicara diperoleh seseorang untuk pertama kalinya di lingkungan rumah. Dua keterampilan berikutnya, yakni membaca dan menulis diperoleh seseorang setelah mereka memasuki usia sekolah. Keterampilan membaca dan menulis merupakan sajian pembelajara utama dan pertama bagi murid-murid sekolah dasar di kelas awal.
Keterampilan menulis merupakan kemampuan untuk menuangkan gagasan atau perasaan dalam bentuk tulisan. Prinsip-prinsip kemampuan menulis permulaan (Depdikbud:12-13) adalah (1) Prinsip penggunaan tanda atau simbol, yakni guru memberikan kesempatan pada siswa untuk latihan kelenturan motorik halus dan memperhatikan cara anak memegang alat tulis dan menuliskan pada kertas atau papan tulis; (2) Prinsi pengulangan, yakni mengulang berbagai simbol dan tulisan kepada anak sehingga anak mengenal dengan cermat antara gambar dan tulisannya; (3) Prinsip keluwesan, yakni dengan menyajikan berbagai variasi tulisan sehingga anak secara bebas mengekspresikan berbagai tulisan; (4) Prinsip pengungkapan, yakni memberi kesempatan pada anak untuk mengungkapkan pengalamannya berkaitan dengantulisan yang telah dibuatnya; (5) Prinsip mencontoh, yakni anak diberi kesempatan mengulang berbagai contoh tulisan atau kata kata dengan menggunakan konteks yang sama; (6) Prinsip penguatan, yakni memberi pujian atau penghargaan terhadap tulisan anak. Oleh karena itu, potensi kemampuan berbahas anak dapat dibina melalui berbagai cara dengan memperhatikan beberapa prinsip pengembangannya.
Kemampuan membaca merupakan kemampuan untuk memahami informasi yang tertulis. Kemampuan membaca pada anak berlangsung melalui beberapa tahap, yakni (1) Tahap fantasi, anak belajar menggunakan buku,melihat, membolak-balikkan buku, dan suka membawa buku yang dia suka; (2) Tahap pembentukan konsep diri, anak mulai melibatkan diri dalam kegiatan membaca, pura-pura membaca, memberi makna pada gambar; (3) Tahap membaca gambar, anak mulai dapat mengungkapkan kata-kata yang memiliki makna dengan dirinya, mengulang kembali cerita yang tertulis, dan sudah mengenal abjad; (4) Tahap pengenalan bacaan, anak mulai mengingat kembali cetakan pada konteksnya, berusaha mengenal tanda-tanda pada lingkungan, membaca berbagai tanda seperti kotak susu, pasta gigi, atau papan iklan; (5) Tahap membaca lancar, anak dapat membaca berbagai jenis buku, menyusun pengertian dari tanda, pengalaman dan isyarat yang dikenalnya (Depdikbud, 2000: 7-8).
Pembelajaran di sekolah bukan dimaksudkan untuk membentuk potensi anak karena pada dasarnya potensi sudah ada pada diri anak. Kegiatan pembelajaran dilakukan untuk memfasilitasi dan mengoptimalkan potensi yang ada pada diri anak sehingga dapat berkembang dengan baik. Menurut pandangan filsafat konstruktivisme bahwa sejak lahir anak memiliki potensi-potensi dalam dirinya yang unik dan menjadi karakteristik dirinya sebagai individu (Slaviin,1994:225).
C. Metode Al Barqy Bahasa Indonesia
Metode Al Barqy adalah metode pengajaran baca tulis Al Quran yang menggunakan metode yang sedang dikembangkan oleh berbagai ahli dalam pengajaran baca tulis dalam berbagai bahasa yaitu yang dikenal dengan pendekatan global atau Gestald Psychologie yang bersifat Analitik Sintetik yang juga dikenal dengan nama Struktural Analitik Sintetik (SAS).
Metode Al Barqy oleh penulis yakni Muhadjir Sulthon juga menyusun buku dalam pengajaran baca tulis bahasa Indonesia dengan nama “Aku Cepat Membaca” agar anak-anak dapat membaca dan menulis sedini mungkin. Buku ini menggunakan metode yang sesuai dengan tingkat perkembangan kejiwaan anak, sehingga tidak membebani dan mengurangi sifat riang gembira anak-anak. Bahkan mendorong pertumbuhan kreatifitas anak
Tiap-tiap metode harus memenuhi tiga hal, yaitu: Pendekatan, sistem dan teknik. Metode Al Barqy menggunakan metode Kata Lembaga sebagai kata kunci yang harus dihafal dengan pendekatan global dan bersifat analitik sintetik.
Metode Al Barqy menggunakan empat kata lembaga dan tiap kata lembaga terdiri dari empat suku kata, yaitu:
1. a - da - ra - ja
2. ma – ha - ka – ya
3. ka - ta - wa - na
4. sa - ma - la - ba
Tiap-tiap kata lembaga memiliki arti, sehingga mudah dipahami dan dihafal, yang kemudian dapat digunakan kunci rujukan pada saat anak lupa.
Kata lembaga dengan pendekatan global sebenarnya telah dimiliki oleh nenek moyang kita yang dapat digali. Yaitu dalam mengajarkan huruf jawa yang juga memiliki fonem sempurna. Kata lembaga tersebut adalah:
1. ha - na - ca - ra - ka
2. da - ta - sa - wa - la
3. pa - da - ja - ya - nya
4. ma - ga - ba - ta - nga
Metode Al Barqy menggunakan sistem sebagai berikut:
Pertama : Pengamatan sebuah struktur kata/kalimat
Kedua : Pemisahan
Ketiga : Pemilihan
Keempat : Pemaduan
Teknik metode Al Barqy menggunakan teknik penyajian sebagai berikut:
a. Konsentrasi menggunakan titian ingatan (untuk mengingat sewaktu lupa)
b. Mengadakan pengelompokan bunyi untuk mengenal/pindah dari huruf yang dikenal ke huruf yang sulit (transfer)
c. Menggunakan pengenalan dengan titian unta (urutan yang mengarah) dalam mengajarkan huruf mati.
Metode ini sifatnya bukan mengajar, tetapi hanya mendorong, guru hanya tutwuri handyani. Murid dianggap sudah memiliki persiapan dengan pengetahuan tersedia. Murid membuka buku atau melihat alat peraga tidak dalam keadaan kosong. Karena sudah punya persiapan, maka murid tinggal membaca sendiri, memisah sendiri, memilih sendiri, dan memadu sendiri (Muhadjir Sulthon,1999:vi).
Metode ini sesuai dengan teori konstruktivisme (Slavin, 1994:227-236) memandang bahwa pembelajaran dilakukan dengan menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Belajar untuk menemukan sendiri
2. Belajar untuk berpikir kritis
3. Belajar untuk menyeleksi materi yang diterimanya secara tepat
4. Belajar ekspositori
5. Scaffolding
Jadi untuk mengembangkan potensi anak melalui pembelajaran yang menyenangkan, tidak memaksa, dan sesuai dengan kompetensi dasar yang dimiliki oleh anak.
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subjek Penelitian
Penelitian untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia dilaksanakan di kelas I SDN Kapasari I/292 Kecamatan Genteng Kota Surabaya, melibatkan sebanyak 31 oranng siswa sebagai subjek penelitian, terdiri dari 18 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan. Rata-rata usia mereka tujuh tahun, sebagian besar dari mereka dari keluarga ekonomi lemah dan kurang bisa baca tulis, serta tingkat kemampuan/prestasi belajar mereka rata-rata sedang.
Penelitian dialaksanakan berdasarkan jadwal pelajaran sekolah dari tanggal 15 Oktober 2007 sampai dengan 5 Nopember 2007, dengan jadwal pelaksanaan perbaikan pembelajaran sebagai berikut:
Siklus Hari, Tanggal Waktu
I Rabu, 24 – 10 – 2007 08.15 – 09.15
II Jum’at, 26 – 10 – 2007 08.15 – 09.15
III Rabu, 31 – 10 – 2007 08.15 – 09.15
B. Deskripsi per Siklus
Prosedur penelitian yang dilakukan adalah model putaran-putaran (siklus-siklus) Kemmis dan Mc Taggart (1998) setelah terlebih dahulu diperoleh permasalahan utama peningkatan pembelajaran Bahasa Indonesia dan alternatif pemecahannya. Penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus dan dalam tiap siklus perbaikan pembelajaran dilaksanakan seperti bagan berikut:
Prosedur penelitian dengan alur atau tahapan (perencanaan, tindakan, observasi, refleksi) disajikan dalam tiga siklus sebagai berikut:
1. Pelaksanaan Perbaikan Siklus I
a. Perencanaan
Dalam penemuan masalah siswa kelas I SDN Kapasari I kemampuan membaca dan menulis sangat rendah, kurangnya perhatian siswa ketika pembelajaran berlangsung. Maka perencanaan perbaikan meliputi:
1. Menyusun skenario perbaikan pembelajaran berupa:
a. Penyusunan indikator keberhasilan
b. Penyusunan kegiatan pembelajaran yang bervariasi dengan menggunakan alat peraga metode Albarqy Bahasa Indonesia dan media pembelajaran.
2. Instrumen Penelitian: mempersiapkan lembar observasi pengamatan teman sejawat, lembar kerja siswa, lembar penilaian
3. Kriteria dan idikator ketercapaian perbaikan pembelajaran diharapkan 70% siswa kelas I SDN Kapasari I kemampuan membaca dan menulis meningkat
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilakukan oleh guru dengan melakukan pembelajaran di kelas sesuai dengan perencanaan yang telah disusun.
Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran, guru dibantu oleh observer yang mengamati jalannya pelaksanaan pembelajaran.
Adapun perbaikan pembelajaran yang akan dilaksanakan sebagai berikut:
1. Memotivasi siswa dengan mengajak menyanyi
2. Mengucapkan kata lembaga dengan berulang-ulang
3. Tiap anak merangkai kata-kata lembaga dengan kartu suku kata
4. Melaporkan hasil merangkai kata dari kartu suku kata
5. Menuliskan kembali kata-kata yang ditemukan di lembar kerja
c. Pengumpulan Data (observasi)
Kegiatan pengumpulan data dilakukan bersamaan dilakukannya proses perbaikan pembelajaran oleh guru dan diamati observer dengan menggunakan langkah-langkah pembelajaran metode Al Barqy Bahasa Indonesia yaitu dengan mengamati siswa dalam melafalkan bunyi kata-kata lembaga, mengamati pemahaman siswa dalam menemukan sendiri rangkaian kata, pengaruh perbaikan terhadap kemampuan siswa, pengaruh perbaikan terhadap aktivitas pembelajaran, efektivitas media pembelajaran, dan mengamati kendala-kendala yang muncul dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran.
d. Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan oleh guru dibantu oleh observer dengan melakukan analisis, interppretasi, dan mengevaluasi informasi yang diperoleh dari catatan hasil observasi dan analisis hasil pembelajaran. Dari hasil evaluasi perbaikan pembelajaran 70% siswa mengalami peningkatan dalam kemampuan membaca dan menulis dengan menemukan sendiri rangkaian kata dari kata-kata lembaga, membaca tanpa mengeja, dan menulis kata-kata dengan benar. Dalam kegiatan refleksi guru akan memperbaiki strategi perbaikan pembelajaran dan mengatasi kelemahan dan kendala-kendala yang terjadi pada siklus yang berikutnya.
2. Pelaksanaan Perbaikan Siklus II
a. Perencanaan
Dari hasil kegiatan refleksi siklus I, guru merencanakan perbaikan pembelajaran membaca dan menulis permulaan dengan meningkatkan kualitas membaca dan menulis yang lebih tinggi atau lebih luas. Kegiatan rencana perbaikan pembelajaran, yakni:
1. Menyusun skenario perbaikan pembelajaran, yaitu;
a. Penyusunan indikator keberhasilan dari kompetensi dasar
b. Penyusunan kegiatan pembelajaran dengan memadukan hasil refleksi siklus I agar siklus II lebih efektif
c. Persiapan media suku kata lembaga dengan huruf vokal i, u, e, dan o. Misalnya i di ri ji, u du ru ju, e de re je, o do ro jo dan pengenalan huruf mati
2. Mempersiapkan instrumen lembar observasi, lembar evaluasi, dan lembar penilaian siswa
3. Tingkat keberhasilan perbaikan pembelajaran siswa diharapkan lebih 70% dari 30 siswa mampu membaca dan menulis lebih lancar tanpa mengeja
b. Pelaksanaan
Dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran guru dibantu observer untuk mengamati jalannya pembelajaran sesuai dengan perencanaan perbaikan pembelajaran yang telah disusun.
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Memberikan apersepsi untuk mengetahui kemampuan siswa dalam hal mengenali kata-kata lembaga dalam metode Al Barqy Bahasa Indonesia
2. Menjelaskan tujuan kegiatan perbaikan pembelajaran dan memberi informasi hasil dari perbaikan pembelajaran siklus I
3. Membentuk kelompok (6 kelompok @ 5anak) merangkai kata dan kalimat
4. Memberikan bantuan secukupnya pada masing-masing kelompok
5. Membacakan hasil diskusi
6. Membagikan lembar kerja untuk menggali kemampuan masing-masing siswa
7. Memberi tugas rumah
c. Pengumpulan Data (Observasi)
Bersamaan dengan dilakukannya perbaikan pembelajaran oleh guru, observer mengamati kegiatan pelaksanaan perbaikan pembelajaran. Pengumpulan data diperoleh dari:
• Mengamati perilaku siswa dalam menggunakan media kartu suku kata
• Memantau siswa dalam berdiskusi, kerja sama antarsiswa dalam kelompok
• Mengamati masing-masing siswa dalam kemampuan membaca dan menulis
d. Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan oleh guru dibantu observer dengan mencatat hasil observasi, mengevaluasi hasil observasi, menganalisis hasil pembelajaran. Setelah melakukan analisis, interpretasi, dan evaluasi perbaikan pembelajaran dapat menjelaskan tingkat kemampuan membaca dan menulis siswa meningkat lebih dari 70% dari 30 anak. Keberhasilan perbaikan pembelajaran pada siklus II tampak pada kemampuan siswa dalam merangkai suku kata menjadi kata, merangkai kata menjadi kalimat sederhana, membaca, dan menulis tanpa mengeja.
3. Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran Siklus III
a. Perencanaan
Dari hasil kegiatan refleksi siklus II, guru merencanakan perbaikan pembelajaran membaca dan menulis permulaan dengan meningkatkan kualitas membaca dan menulis dengan tingkatan yang lebih tinggi atau lebih sulit. Kegiatan rencana perbaikan pembelajaran, yakni:
1. Menyusun skenario perbaikan pembelajaran, yaitu;
a. Penyusunan indikator keberhasilan dari kompetensi dasar
b. Penyusunan kegiatan pembelajaran dengan memadukan hasil refleksi siklus II agar siklus III lebih efektif
c. Persiapan media buku cerita bergambar dan media gambar yang menuntut siswa menemukan sendiri kalimat sederhana yang sesuai dengan gambar yang ada sesuai dengan pengalamannya
2. Mempersiapkan instrumen lembar observasi, lembar evaluasi, dan lembar penilaian siswa
3. Tingkat keberhasilan perbaikan pembelajaran siswa diharapkan 80% dari 30 siswa mampu membaca dan menulis lebih lancar tanpa mengeja
b. Pelaksanaan
Dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran guru dibantu observer untuk mengamati jalannya pembelajaran sesuai dengan perencanaan perbaikan pembelajaran yang telah disusun.
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Memberikan apersepsi untuk mengetahui kemampuan siswa dalam hal pembacaan dan penulisan kata dan kalimat sederhana
2. Menjelaskan tujuan kegiatan perbaikan pembelajaran dan memberi informasi hasil dari perbaikan pembelajaran siklus II
3. Membentuk kelompok (6 kelompok @ 5anak) merangkai kalimat sesuai dengan gambar dan pengalamannya
4. Memberikan bantuan secukupnya pada masing-masing kelompok
5. Masing-masing kelompok membacakan kalimat yang ditulis
6. Membagikan lembar kerja untuk menggali kemampuan membaca dan menulis masing-masing anak
7. Memberi tugas rumah
c. Pengumpulan Data (Observasi)
Bersamaan dengan dilakukannya perbaikan pembelajaran oleh guru, observer mengamati kegiatan pelaksanaan perbaikan pembelajaran. Pengumpulan data diperoleh dari:
• Mengamati perilaku siswa dalam menggunakan media kartu suku kata
• Memantau siswa dalam berdiskusi, kerja sama antarsiswa dalam kelompok
• Mengamati masing-masing siswa dalam kemampuan membaca dan menulis
d. Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan oleh guru dibantu observer dengan mencatat hasil observasi, mengevaluasi hasil observasi, menganalisis hasil pembelajaran. Setelah melakukan analisis, interpretasi, dan evaluasi perbaikan pembelajaran dapat menjelaskan tingkat kemampuan membaca dan menulis siswa meningkat 80% dari 31 anak. Keberhasilan perbaikan pembelajaran pada siklus III tampak pada kemampuan siswa dalam menulis kalimat menjadi cerita sederhana dan membaca dengan lancar tanpa mengeja.
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. OBJEK TINDAKAN
Penelitian ini merupakan Kegiatan Perbaikan Pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas. Adapun jenis tindakan yang diteliti adalah sebagai berikut:
1. Minat siswa untuk menemukan sendiri
2. Keaktifan dan kerjasama siswa dalam kelompok
3. Peningkatan kemampuan siswa dalam membaca dan menulis
B. SETTING/SUBJEK PENELITIAN
Setting atau lokasi Perbaikan Pembelajaran ini adalah di SDN Kapasari I/292 Kecamatan Genteng kota Surabaya, kelas I, dengan jumlah siswa 30 anak. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, Tema Lingkungan, Standar Kompetensi Membaca dan Menulis Permulaan., Semester 1, Tahun Pelajaran 2007-2008.
C. METODE PENGUMPULAN DATA
Data yang dikumpulkan melalui catatan observasi dan hasil evaluasi yang dilakukan sejak awal penelitian perbaikan pembelajaran sampai dengan siklus III bersama teman sejawat.
Catatan observasi dipergunakan untuk mengetahui peningkatan aktivitas siswa dalam kelompok. Sedangkan hasil evaluasi dilakukan untuk mengukur peningkatan kemampuan/prestasi belajar siswa.
Pada bagian refleksi dilakukan analisis data mengenai proses perbaikan pembelajaran, masalah, dan hambatan yang dijumpai, kemudian dilanjutkan dengan refleksi dampak pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan. Kegiatan refleksi adalah evaluasi terhadap keberhasilan dan pencapaian tujuan.
D. METODE ANALISA DATA
Data hasil observasi pembelajaran dianalisa bersama-sama dengan teman sejawat sebagai mitra kolaborasi, kemudian ditafsirkan berdasarkan kajian pustaka dan pengalaman guru. Sedangkan hasil belajar siswa (evaluasi) dianalisa berdasarkan ketentuan belajar siswa.
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diperoleh dari tindakan pada siklus I, siklus II, dan siklus III. Hasil penelitian diperoleh dari hasil tes dan hasil non tes. Hasil tes berupa hasil penilaian lembar evaluasi, Hasil non tes berupa pengamatan kerja kelompok.
Proses analisis data sebagai hasil penelitian meliputi peningkatan aktivitas
1. Hasil Penelitian Siklus I
Dalam proses pembelajaran siklus pertama pengenalan metode Al Barqy Bahasa Indonesia secara klasikal, kemudian dilanjutkan dengan kerja kelompok dan individu yang materinya dikembangkan dari lembar kerja siswa. Hasil penelitian menunjukkan:
Siswa Aktif = Kelompok I : 2 siswa Kelompok IV : 2 siswa
Kelompok II : 1 siswa Kelompok V : 3 siswa
Kelompok III : 2 siswa Kelompok VI : 2 siswa
Tabel 1
Hasil Evaluasi Siswa Siklus I
Nilai Jumlah anak Presentasi
90 - 100
80 - 89
70 - 79
60 - 69
50 - 59
40 - 49
30 - 39 2
2
8
8
6
2
2 6,7%
6,7%
26,6%
26,6%
20%
6,7%
6,7%
Jumlah 30 100%
Pada tabel 1, siswa yang belum mampu membaca dan menulis berjumlah 10 anak, yang cukup sebanyak 16 anak , dan sudah baik kemampuan membaca dan menulis sebanyak 4 anak.
Pengenalan kata-kata lembaga metode Al Barqy Bahasa Indonesia perlu diperjelas dalam kerja kelompok. Dari hasil observasi aktivitas siswa kurang nampak dalam pembelajaran.
2. Hasil Penelitian Siklus II
Dalam proses perbaikan pembelajaran siklus pertama perlu adanya perbaikan. Perbaikan pada siklus kedua mendapatkan hasi penelitian sebagai berikut.
Siswa Aktif = Kelompok I : 3 siswa Kelompok IV : 4 siswa
Kelompok II : 3 siswa Kelompok V : 4 siswa
Kelompok III : 4 siswa Kelompok VI : 3 siswa
Tabel 2
Hasil Evaluasi Siswa Siklus II
Nilai Jumlah anak Presentasi
90 - 100
80 - 89
70 - 79
60 - 69
50 - 59
40 - 49
4
6
11
6
2
1
13,3%
20%
36,7%
20%
6,7%
3,3%
Jumlah 30 100%
Dari hasil penelitian di atas terlihat dalam proses perbaikan pembelajaran pada Siklus II terdapat peningkatan karena siswa merasa senang dengan kegiatan dalam kerja kelompok dan hasil evaluasi menunjukkan kemampuan siswa dalam merangkai kata menjadi sebuah kalimat sudah cukup baik yaitu 70% dari 30 siswa, namun masih ada 9 anak yang memperoleh nilai tidak memuaskan
2. Hasil Penelitian Siklus III
Dalam proses perbaikan pembelajaran siklus kedua sudah terjadi peningkatan tetapi masih perlu adanya perbaikan. Perbaikan pada siklus ketiga mendapatkan hasi penelitian sebagai berikut.
Siswa Aktif = Kelompok I : 5 siswa Kelompok IV : 5 siswa
Kelompok II : 4 siswa Kelompok V : 5 siswa
Kelompok III : 5 siswa Kelompok VI : 4 siswa
Tabel 3
Hasil Evaluasi Siswa Siklus III
Nilai Jumlah anak Presentasi
90 - 100
80 - 89
70 - 79
60 - 69 7
10
8
5
23,3%
33,3%
26,7%
16,7%
Jumlah 30 100%
Dari hasil penelitian di atas peneliti dan observer memperoleh hasil bahwa proses perbaikan pembelajaran pada Siklus III menunjukkan peningkatan yang sangat berarti. Pada akhir siklus ketiga hasil pembelajaran sudah memenuhi harapan, yakni adanya peningkatan aktivitas dan hasil evaluasi siswa.
B. Pembahasan dari Setiap Siklus
1. Siklus I
Proses kegiatan perbaikan pembelajaran siklus pertama pada awal pembelajaran siswa diperkenalkan dengan kata-kata lembaga metode Al Barqy mereka sangat senag sekali apalagi ketika siswa dibagi dalam kerja kelompok dan merangkai kata, karena mereka merasa menemukan pengalaman baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Namun ada beberapa yang kurang beraktivitas dalam kerja kelompok.
Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I aktivitas siswa belum nampak. Dari 30 siswa yang ikut aktif dalam kerja kelompok 12 anak. Dari hasil evaluasi 12 anak sudah mampu merangkai kata dan membaca dengan baik, 8 anak cukup baik tapi masih dibimbing, 10 anak belum bisa merangkai kata dan membaca dengan baik.
Setelah berdiskusi dengan observer bahwa alat peraga kurang menarik, guru kurang jelas dalam memberi perintah dan memotivasi siswa.
2. Siklus II
Pada siklus II ini proses kegiatan perbaikan pembelajaran berjalan cukup baik. Perbaikan pembelajaran pada siklus II untuk kemampuan membaca dan menulis siswa lebih ditingkatkan lagi dari merangkai suku kata menjadi kata, pada siklus kedua dari suku kata menjadi kata dan kalimat.
Pada perbaikan pembelajaran siklus kedua ini sikap antusiasme siswa lebih meningkat karena siswa sudah pernah melakukannya dan siswa dapat lebih banyak menemukan kata dan menyusunnya menjadi sebuah kalimat sederhana.
Pembelajaran yang menyenangkan dan menemukan sendiri (Pembelajaran Konstruktivisme) pada siklus II aktivitas siswa lebih meningkat yaitu 21 anak dari 30 siswa. Hasil evaluasi juga semakin meningkat yaitu 21 anak sudah mampu merangkai kata menjadi kalimat, 6 anak cukup baik tapi masih dibimbing, dan 3 anak sangat perlu perhatian dari guru. Jadi pada siklus II terjadi peningkatan siswa yang mampu membaca dan menulis dengan baik ada 70%.
Dari hasil observasi peneliti dan observer siswa yang masih belum mampu membaca dan menulis dengan baik disebabkan karena guru kurang memberi motivasi dan contoh yang jelas.
3. Siklus III
Tindakan yang dilakukan pada siklus III hampir sama dengan siklus II. Pada perbaikan pembelajaran siklus III siswa diajak untuk membaca buku cerita bergambar. Siswa sangat senang dengan kegiatan ini, kemudian siswa menemukan sendiri atau bercerita dengan kalimat sendiri gambar yang ada.
Dari hasil observasi peneliti dan observer perbaikan pembelajaran pada siklus III ini berjalan cukup baik sesuai dengan yang diharapkan. Siswa sangat antusias karena dapat menuliskan sendiri kalimat sesuai dengan pengalaman pada gambar yang ada. Terbukti pada hasil penelitian aktivitas siswa dan hasil evaluasi siswa diperoleh hasil yang memuaskan, yakni 25 anak dari 30 siswa mendapat nilai yang baik atau sekitar 80% lebih, dan tidak ada yang mendapat nilai di bawah 60.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil observasi peneliti dan observer, maka hasil perbaikan pembelajaran pada Siklus I, Siklus II, dan Siklus III dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Dengan kegiatan pembelajaran yang bervariasi dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan
2. Dengan menggunakan metode Al Barqy Bahasa Indonesia dapat meningkatkan aktivitas siswa
3. Dengan menggunakan metode Al Barqy Bahasa Indonesia dapat meningkatkan kemampuan membaca dan menulis permulaan siswa kelas I SDN Kapasari I/292
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam membaca dan menulis permulaan dengan menggunakan metode Al Barqy Bahasa Indonesia adalah sangat memuaskan. Secara keseluruhan hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan, baik aktivitas, kerjasama, maupun prestasi siswa, seperti pada tabel berikut.
Tabel 4
Profil Hasil Penelitian
Aktivitas Siswa Siklus I 12 40%
II 21 70%
III 28 93,3%
Hasil Prestasi Belajar Siklus I 12 40%
II 21 70%
III 25 83,3%
B. Saran-saran
Dari kesimpulan di atas, dapat disarankan hal-hal sebagai berikut:
1. Kepada guru kelas I diharapkan dapat menerapkan penggunaan metode Al Barqy Bahasa Indonesia dalam proses pembelajaan membaca dan menulis permulaan
2. Pembelajaran yang selama ini hanya menggunakan cara-cara konvensional hendaknya diganti dengan teknik pembelajaran yang inovatif dan bervariasi sesuai dengan perkembangan jiwa anak.
3. Menciptakan suasana kelas yang menyenangkan dan kondusif dapat meningkatkan kemampuan dan prestasi belajar siswa.
Berdasarkan pengalaman melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas, kiranya guru juga memanfaatkan Kelompok Kerja Guru (KKG), untuk mendapatkan informasi, bertukar pengalaman atau memecahkan masalah yang dihadapi saat kegiatan berlangsung di kelas sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan kelas. Bandung: Yrama Widya
Depdiknas. 2006. Standar Isi, Jakarta: Permendiknas 22 tahun 2006.
Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nasar. 2006. Merancang Pembelajaran Aktif dan Kontekstual Berdasarkan “Sisko” 2006. Jakarta: PT Grasindo
Sukandi, Ujang. 2003. Belajar Aktif dan Terpadu. Surabaya: Duta Graha Pustska
Sulthon, Muhadjir. 1999. Al Barqy. Surabaya: CV. Pena Suci
Sulthon, Muhadjir. 1998. Aku Cepat Membaca. Surabaya: CV. Pena Suci
Tarigan, Djago. 2006.Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di kelas Rendah.Jakarta: Universitas Terbuka.
Wardani, I GAK. 2003. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka
Lampiran 1a
Siklus I
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Tema : Lingkungan
Kelas/Semester : I/Satu
Waktu : 2 x 35 menit
I. Standar Kompetensi:
3. Memahami teks pendek dengan membaca nyaring
4. Menulis permulaan dengan menjiplak, menebalkan, mencontoh, melengkapi, dan menyalin
II. Kompetensi Dasar:
3.1. Membaca nyaring suku kata dan kata dengan lafal yang tepat
4.3. Mencontoh huruf, kata, atau kalimat sederhana dari buku atau papan
tulis dengan benar
III. Indikator
Setelah pembelajaran siswa dapat:
1. mengenali kata-kata lembaga a da ra ja, ma ha ka ya, ka ta wa na, sa ma la ba
2. melafalkan kata-kata lembaga dengan tepat
3. mencontoh kata-kata lembaga dengan tepat
4. merangkai kata-kata lain dari kata-kata lembaga
IV. Tujuan Perbaikan
1. Diharapkan siswa dapat merangkai suku kata dari kata-kata lembaga
2. Diharapkan siswa dapat meningkatkan kemampuan membaca dan menulis
V. Kegiatan Belajar
A. Kegiatan Awal (5 menit)
1. Menunjukkan gambar seorang raja
2. Bertanya jawab tentang raja
3. Menyampaikan tujuan dan kegiatan pembelajaran
B. Kegiatan Inti ( 55 menit)
1. Menirukan guru membaca kata lembaga (5 menit)
2. Melafalkan kata-kata lembaga yang ditunjuk guru dengan benar (10 menit)
3. Secara berkelompok merangkai kata dari kartu huruf dan kartu suku kata (15 menit)
4. Secara bergantian membaca kata yang sudah dirangkai dalam kelompok kemudian dipajang (15 menit)
5. Mengerjakan lembar kerja evaluasi (10 menit)
C. Kegiatan Akhir (10 menit)
1. Siswa melafalkan kembali kata-kata lembaga
2. Bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari
3. Siswa di beri tugas rumah
VI. Materi Pembelajaran:
Membaca nyaring kata-kata lembaga dengan lafal yang tepat
Kata-kata lembaga yang lain, yakni:
Ma ha ka ya, ka ta wa na, sa ma la ba, pa pa ba ca, a da na ga
VII. Sarana dan Sumber Belajar
1. Chart Kata-kata Lembaga metode Al Barqy
2. Kartu suku kata
3. Buku “Aku Cepat Membaca”
VI. Evaluasi
A. Prosedur Evaluasi:
Evaluasi diberikan selama proses pembelajaran.
Pada akhir pembelajaran siswa diberi lembar kerja.
B. Teknik Penilaian:
a. Uraian
b. Pengamatan
C. Pelaksanaan:
1. Awal : -
2. Proses : Mengamati keaktifan siswa dalam kerjasama kelompok
3. Akhir : Lampiran
Surabaya, 24 Oktober 2007
Mengetahui Guru Kelas
Kepala SDN Kapasari I
SUGIYANTO NS AMIRUL HIDAYATI
NIP.130 741 531 NIM. 811 925 733
Lampiran 1b
Siklus II
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Tema : Lingkungan
Kelas/Semester : I/Satu
Waktu : 2 x 35 menit
I. Standar Kompetensi:
3. Memahami teks pendek dengan membaca nyaring
4. Menulis permulaan dengan menjiplak, menebalkan, mencontoh, melengkapi, dan menyalin
II. Kompetensi Dasar:
3.1. Membaca nyaring suku kata dan kata dengan lafal yang tepat
4.3. Mencontoh huruf, kata, atau kalimat sederhana dari buku atau papan
tulis dengan benar
III. Indikator
Setelah pembelajaran siswa dapat:
1. Melafalkan kata-kata lembaga vokal a, I, u, e, dan o dengan tepat
2. Membaca kata dengan huruf mati
3. Merangkai kata-kata lain dari kata-kata lembaga
4. Membuat kalimat sederhana
IV. Tujuan Perbaikan
3. Diharapkan siswa dapat merangkai suku kata dari kata-kata lembaga menjadi kata, kata-kata disusun menjadi kalimat sederhana
4. Diharapkan siswa dapat meningkatkan kemampuan membaca dan menulis
V. Kegiatan Belajar
A. Kegiatan Awal (5 menit)
1. Melafalkan kata-kata lembaga
2. Menyampaikan tujuan dan kegiatan pembelajaran
B. Kegiatan Inti ( 55 menit)
1. Melafalkan kata-kata lembaga yang ditunjuk guru dengan benar (5 menit)
2. Melafalkan kata-kata lembaga dengan mengganti huru vokal i, u, e, dan o dengan tepat (5 menit)
3. Menirukan guru melafalkan huruf mati dengan titian unta (5 menit)
4. Secara berkelompok merangkai kata dari kartu huruf dan kartu suku kata (15 menit)
5. Secara bergantian membaca kata yang sudah dirangkai dalam kelompok kemudian dipajang (15 menit)
6. Mengerjakan lembar kerja evaluasi (10 menit)
C. Kegiatan Akhir (10 menit)
a. Bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari
b. Siswa di beri tugas rumah
VI. Sarana dan Sumber Belajar
1. Chart Kata-kata Lembaga metode Al Barqy
2. Kartu suku kata dan kata
3. Buku “Aku Cepat Membaca”
VII. Evaluasi
A. Prosedur Evaluasi:
Evaluasi diberikan selama proses pembelajaran.
Pada akhir pembelajaran siswa diberi lembar kerja.
B. Teknik Penilaian:
a. Uraian
b. Pengamatan
C. Pelaksanaan:
1. Awal : -
2. Proses : Mengamati keaktifan siswa dalam kerjasama kelompok
3. Akhir : Lampiran
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Tema : Lingkungan
Kelas/Semester : I/Satu
Waktu : 1 x 35 menit
I. Standar Kompetensi:
3. Memahami teks pendek dengan membaca nyaring
4. Menulis permulaan dengan menjiplak, menebalkan, mencontoh,
melengkapi, dan menyalin
II. Kompetensi Dasar:
3.1. Membaca nyaring suku kata dan kata dengan lafal yang tepat
4.3. Mencontoh huruf, kata, atau kalimat sederhana dari buku atau papan
tulis dengan benar
III. Indikator
Setelah pembelajaran siswa dapat:
1. Membaca cerita bergambar
2. Bercerita tentang gambar dengan kalimat sederhana
3. Menulis kalimat sederhana pada gambar
IV. Tujuan Perbaikan
1. Diharapkan siswa dapat membaca buku cerita bergambar
2. Diharapkan siswa dapat menemukan sendiri kalimat yang tepat sesuai gambar
3. Diharapkan siswa dapat meningkatkan kemampuan membaca dan menulis
V. Kegiatan Belajar
A. Kegiatan Awal (5 menit)
1. Tanya jawab tentang gambar
2. Menyampaikan tujuan dan kegiatan pembelajaran
B. Kegiatan Inti ( 25 menit)
1. Mengidentifikasi gambar dan menyebutkan kata-kata yang sesuai dengan gambar (5 menit)
2. Secara berkelompok merangkai kata sesuai dengan gambar menjadi kalimat sederhana (10 menit)
3. Secara bergantian membaca kalimat yang sudah dirangkai dalam kelompok kemudian dipajang (5 menit)
4. Mengerjakan lembar kerja evaluasi (5 menit)
C. Kegiatan Akhir (5 menit)
1. Bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari
2. Siswa di beri tugas rumah
VI. Sarana dan Sumber Belajar
1. Kartu kata
2. Buku cerita bergambar
3. Gambar
VII. Evaluasi
B. Prosedur Evaluasi:
Evaluasi diberikan selama proses pembelajaran.
Pada akhir pembelajaran siswa diberi lembar kerja.
B. Teknik Penilaian:
a. Uraian
b. Pengamatan
C. Pelaksanaan:
1. Awal : -
2. Proses : Mengamati keaktifan siswa dalam kerjasama kelompok
3. Akhir : Terlampir
Mengetahui Surabaya, 4 Januari 2008
Mahasiswa
Amirul Hidayati
NIM. 811925733
Lampiran
HASIL EVALUASI SISWA
NO NAMA SISWA PENYELESAIAN NILAI KETERANGAN
SOAL
1 ACHMAD TAUFIQUR ROHMAN
2 ALFIN RAHMADANI
3 ALIF FIYAN ADI PRAYITNO
4 ANI SURROHMAN
5 ARIES IVAN FIRMANSYAH
6 DEDY TIZA HEPINDA
7 DEWI MELANI
8 DEWI SANTI
9 DODIK HERMAWAN
10 EKA JULIANTI RISDIAN
11 FAISAL MAULANA
12 FARAH LAHMIRZA FENDIANI
13 ILA SILVIA
14 KHRISNA SASMITA WINATA
15 MOCH ALFIAN ERYANTO
16 ANDIKA PUTRA SETIAWAN
17 MOCH YUNUS ZAKARIA
18 NABILA PUNGKY SARI
19 NURUL LAILATUL MAULIDIA
20 RANY ANITHA FACHRUDDIN
21 RENDY FIRMANSYAH PUTRA
22 RIFKY RAFIUDIN RACHMAN
23 RIFQI MAULANA PRATAMA
24 RISMA ZAINIYAH
25 SELLY ADILILA NURFARANI
26 SHINTIA NUR TRIANA PUTRI
27 SITI NURCAHYATI JULIA
28 SITI ZAHRO
29 SYAIFUL ANAM
30 YUNUS FIRMANSYAH
Nilai rata-rata
Nilai terendah
Nilai tertinggi
Lampiran 2b
LEMBAR OBSERVASI
MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
Aktivitas siswa dalam Pembelajaran
No ASPEK AKTIVITAS NOMOR SISWA
1 2 3 4 5 6 Jumlah
1 Mendengarkan penjelasan guru / teman
2 Membaca materi / LKS
3 Mengerjakan LKS
4 Berdiskusi dengan teman
5 Mengajukan pertanyaan pada teman / guru
6 Menjadi pembicara kelompok
7 Menghargai pendapat orang lain
8 Mengambil giliran dan berbagai tugas
9 Memberi kesempatan orang lain berbicara
10 Mendengarkan dengan aktif
11 Kerjasama dengan kelompok
12 Kemampuan menyampaikan informasi
Surabaya,………………
Pengamat
-------------------Petunjuk:
1. Pengamatan ditujukan pada setiap kelompok
2. Pengamat cukup memberikan tanda (v) pada kolom nomor siswa yang ada untuk menandai aspek siswa yang diobservasi.
SISTEMATIKA LAPORAN
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : I
Waktu : 2 x 35 menit
Masalah yang akan Diatasi :
Rendahnya kemampuan membaca dan menulis
Cara Mengatasi :
Meningkatkan kemampuan membaca dan menulis permulaan dengan menggunakan metode Al Barqy Bahasa Indonesia
Hasil :
Hasil perbaikan pembelajaran sangat memuaskan
Hal yang unik :
Siswa menyelesaikan masalah/soal dengan bermain dan suasana yang menyenangkan.
SDN Kapasari I
Mata Pelajaran: Bahasa Indonesia
Kelas : I
Nama : …………………………….. .
Ayo lengkapi dan buatlah kata.
1. ……………………….
2. ………………………..
3. ………………………..
4. ………………………..
5. ………………………..
1. ……………………….
2. ………………………..
3. ………………………..
4. ………………………..
5. ………………………..
1. ……………………….
2. ………………………..
3. ………………………..
4. ………………………..
5. ………………………..
1. ……………………….
2. ………………………..
3. ………………………..
4. ………………………..
5. ………………………..
SDN Kapasari I
Mata Pelajaran: Bahasa Indonesia
Kelas : I
Nama : …………………………….. .
Ayo lengkapi dan buatlah kata serta kalimat sederhana
1. ………………… 2. …………………
3. …………………
4. …………………
5. …………………
6………………......
7. ………………… 8. …………………
9..…………………
10…………………
11…………………
12…………………
13…………………
14…………………
15…………………
16…………………
17…………………
18…………………
10 19…………………
20…………………
1. …………………………… ……. 2. ……………………………………..
3. ………………………………….. 4. ……………………………………..
5…………………………………….. 6. …………………………………….
Kamis, 03 Juni 2010
Wawasan IPS
Bukan Omong Kosong
rENUNGAN
Summary:ersys
SEPULUH CIRI ORANG BERPKIR POSITIF
1. MELIHAT MASALAH SEBAGAI TANTANGAN
Bandingkan orang yang melihat masalah sebagai cobaan hidup yang terlalu berat maka dia akan berpikir hidupnya adalah menjadi orang yang paling sengsara di dunia.
2. MENIKMATI HIDUP
Pemikiran positif akan membuat seseorang menerima keadaannya dengan besar hati
3. PIKIRAN TERBUKA UNTUK MENERIMA SARAN DAN IDE
Pikiran terbuka membutuhkan kebesaran hati dan tentu kesabaran. karena dengan begitu, akan ada hal-hal baru yang akan membuat segala sesuatu menjadi lebih baik.
4. MENGHILANGKAN PIKIRAN NEGATIF SEGERA SETELAH PIKIRAN ITU TERLINTAS DI BENAK
Suatu kendala yang sebetulnya bisa diatasi dengan kepala dingin jika sudah dilandasi dengan pikiran negatif ternyata hanya akan menimbulkan masalah baru.
5. MENSYUKURI APA YANG DIMILIKI
Hindari berkeluh kesah tentang apapun yang tidak dimiliki karena justru akan menjadi beban. sebaliknya jadikan hal itu sebagai motivasi untuk meraih hidup yang diharapkan.
6. TIDAK MENDENGAR GOSIP YANG TAK MENENTU
Sudah pasti gosip erat sekali dengan berpikir negatif. karena itu sebisa mungkin jauhi gosip-gosip yang tak jelas asalnya.
7. TIDAK MEMBUAT ALASAN TETAPI AMBIL TINDAKAN
NATO ( No Action, Talk Only ) itu adalah ciri khas orang berpikir negatif. maka ambilah tindakan dan buktikan bahwa anda bisa mengatasi masalah sebagai orang yang berpikir positif.
8. MENGGUNAKAN BAHASA YANG POSITIF
Saat kita berkomunikasi dengan orang lain gunakan kalimat-kalimat yang bernadakan optimisme sehingga dapat memberikan semangat terhadap lawan bicara kita
9. MENGGUNAKAN BAHASA TUBUH YANG POSITIF
Diantara bahasa tubuh yang lain senyum merupakan wujud dari berpikir positif karena akan menimbulkan kesan bersahabat dan akan menjadi lebih akrab dengan suasana.
10. PEDULI PADA CITRA DIRI
Itu sebabnya, mereka berusah tampil baik bukan hanya di luar tetapi juga di dalam.
Itulah sepuluh tanda orang berpikir positif semoga artikel diatas bermanfaat untuk anda. jadilah orang yang berpikir positif dalam menyelesaikan masalah sehingga kita tidak akan terbebani dengan hidup ini.
10 ciri orang berpikir positif Originally published in Shvoong: http://id.shvoong.com/social-sciences/1901760-10-ciri-orang-berpikir-positif/
Summary:ersys
SEPULUH CIRI ORANG BERPKIR POSITIF
1. MELIHAT MASALAH SEBAGAI TANTANGAN
Bandingkan orang yang melihat masalah sebagai cobaan hidup yang terlalu berat maka dia akan berpikir hidupnya adalah menjadi orang yang paling sengsara di dunia.
2. MENIKMATI HIDUP
Pemikiran positif akan membuat seseorang menerima keadaannya dengan besar hati
3. PIKIRAN TERBUKA UNTUK MENERIMA SARAN DAN IDE
Pikiran terbuka membutuhkan kebesaran hati dan tentu kesabaran. karena dengan begitu, akan ada hal-hal baru yang akan membuat segala sesuatu menjadi lebih baik.
4. MENGHILANGKAN PIKIRAN NEGATIF SEGERA SETELAH PIKIRAN ITU TERLINTAS DI BENAK
Suatu kendala yang sebetulnya bisa diatasi dengan kepala dingin jika sudah dilandasi dengan pikiran negatif ternyata hanya akan menimbulkan masalah baru.
5. MENSYUKURI APA YANG DIMILIKI
Hindari berkeluh kesah tentang apapun yang tidak dimiliki karena justru akan menjadi beban. sebaliknya jadikan hal itu sebagai motivasi untuk meraih hidup yang diharapkan.
6. TIDAK MENDENGAR GOSIP YANG TAK MENENTU
Sudah pasti gosip erat sekali dengan berpikir negatif. karena itu sebisa mungkin jauhi gosip-gosip yang tak jelas asalnya.
7. TIDAK MEMBUAT ALASAN TETAPI AMBIL TINDAKAN
NATO ( No Action, Talk Only ) itu adalah ciri khas orang berpikir negatif. maka ambilah tindakan dan buktikan bahwa anda bisa mengatasi masalah sebagai orang yang berpikir positif.
8. MENGGUNAKAN BAHASA YANG POSITIF
Saat kita berkomunikasi dengan orang lain gunakan kalimat-kalimat yang bernadakan optimisme sehingga dapat memberikan semangat terhadap lawan bicara kita
9. MENGGUNAKAN BAHASA TUBUH YANG POSITIF
Diantara bahasa tubuh yang lain senyum merupakan wujud dari berpikir positif karena akan menimbulkan kesan bersahabat dan akan menjadi lebih akrab dengan suasana.
10. PEDULI PADA CITRA DIRI
Itu sebabnya, mereka berusah tampil baik bukan hanya di luar tetapi juga di dalam.
Itulah sepuluh tanda orang berpikir positif semoga artikel diatas bermanfaat untuk anda. jadilah orang yang berpikir positif dalam menyelesaikan masalah sehingga kita tidak akan terbebani dengan hidup ini.
10 ciri orang berpikir positif Originally published in Shvoong: http://id.shvoong.com/social-sciences/1901760-10-ciri-orang-berpikir-positif/