Kamis, 27 Mei 2010

Menghadapi Siswa Selalu Bikin Masalah di Kelas

Menghadapi Siswa Selalu Bikin Masalah di Kelas

Pertanyaan:

Bagaimana cara menghadapi anak didik yang setiap hari membuat masalah di kelas tanpa memberi hukuman yang fatal (yang dilarang)? Sudah diberi hukuman yang mendidik tetap saja tidak berubah? Bagaimana cara penilaian terhadap anak didik yang mempunyai kemampuan di dalam bidang studi kurang, tetapi semangat belajar dan di bidang sosialnya tinggi sekali? Apakah perlu tidak naik kelas? Apakah perlu anak didik diberi pembelajaran di luar sekolah atau kelas, mengingat waktu pelajaran di kelas sangat terbatas dan bagaimana cara membagi waktu yang baik dalam pembelajaran tersebut?

Iin Komariah, Surabaya


Jawaban Drs Martadi MSn

Ibu, anak suka membuat masalah di kelas bisa disebabkan berbagai faktor. Bisa karena punya masalah belajar, ingin mendapat perhatian, atau aspek lain. Bahkan, ada anak yang apabila dilarang justru melakukan larangan tersebut. Untuk mengatasinya, langkah yang bisa Ibu lakukan adalah deteksi awal apa sebenarnya yang membuat anak suka membikin ulah. Dekati dan ajak bicara dia baik-baik, akan lebih baik orang tua diajak bicara.

Beberapa temuan menunjukkan bahwa problem yang dihadapi anak sering disebabkan masalah yang dibawa dari keluarga di rumah. Libatkan guru BP di sekolah untuk ikut mendeteksi masalah anak tersebut dan memberi masukan langkah apa yang bisa diambil untuk mengatasinya sehingga anak tidak lagi membuat masalah di kelas. Pengasuh yakin, dihukum dalam bentuk apa pun, anak tidak akan jera atau justru akan semakin nakal bila kita tidak mengetahui permasalahan yang dihadapinya. Memberi hukuman bersifat mendidik yang Ibu terapkan sudah betul dan dalam kasus tertentu hukuman memang efektif untuk memberikan efek jera kepada anak. Namun, seringkali hukuman tidak selalu efektif untuk kasus lain.

Setiap anak dikaruniai potensi kecerdasan yang berbeda. Ada anak yang sangat hebat di bidang matematika tetapi lemah dalam kemampuan sosial atau sebaliknya. Sebagai guru, kita sering menjumpai anak yang kemampuan akademiknya (bidang studi) kurang, namun memiliki perilaku (akhlak) yang baik seperti kasus siswa Ibu. Apakah bisa dinaikkan kelas? Kenaikan kelas bagi anak merupakan sebuah prasyarat agar anak siap mengikuti pelajaran pada jenjang kelas yang lebih tinggi. Untuk itu, dalam mengambil keputusan apakah anak naik atau tidak, guru harus mempertimbangkan berbagai aspek secara komprehensif, baik capaian akademik, kesiapan belajar, perkembangan sosial, perkembangan akhlak, maupun pertimbangan lain. Berbagai komponen tersebut harus dibuat kriteria yang jelas sehingga mudah untuk mengevaluasinya. Bila anak masih memenuhi batas minimal dari berbagai kriteria tersebut, tidak ada salahnya dinaikkan. Namun sebaliknya, bila anak dinaikkan justru mengalami kesulitan baru, dia bisa saja harus tetap tinggal kelas. Prinsipnya, anak perlu dinaikkan atau tidak harus didasarkan pertimbangan mana yang terbaik untuk siswa. Bila perlu, ajak orang tua untuk ikut memikirkan mana yang terbaik bagi anak ke depan.

Pengasuh sangat mendukung bila anak diajak belajar di luar kelas. Sebab, dengan belajar di luar kelas, materi pelajaran lebih kontekstual, mudah dipahami, dan belajar menjadi lebih bermakna karena langsung dikaitkan dengan problem yang dihadapi dalam kehidupan. Untuk jadwal, bisa saja dilakukan seminggu sekali, satu bulan sekali, atau satu semester sekali bergantung tema dan kemampuan sekolah. Ada baiknya, pelajaran di luar kelas disusun secara terintegrasi yang melibatkan beberapa bidang studi sehingga lebih komprehensif dan efisien. (*/hud)


Berita
27 May 2010 | Komentar: 0
RSBI, Kualitasnya Belum Tentu Internasional

SOLO, KOMPAS.com - Rintisan Sekolah Berstandar Internasional dan Sekolah Berstandar Internasional jangan hanya dijadikan label saja, tetapi juga harus benar-benar memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Pemerintah hendaknya juga tidak mudah mengeluarkan perizinannya.

Demikian diungkapkan pengamat pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) Prof Ravik Karsidi di Solo, Rabu (26/5/2010). Ravik mengatakan, saat ini banyak orang tua yang mendaftarkan anaknya ke sekolah hanya karena melihat label RSBI dan SBI tersebut. Padahal, kata dia, belum tentu sekolah tersebut benar-benar berkualitas internasional.

"Ya, bahkan kemarin banyak sekolah RSBI yang siswanya banyak tidak lulus ujian, semestinya anak yang masuk dalam sekolah ini bisa lulus. Untuk itu, perlu adanya evaluasi," papar Ravik, yang juga Pembantu Rektor I UNS.

Menurut dia, pemerintah semestinya harus lebih ketat memberikan status RSBI dan menaikkannya menjadi SBI. Selain itu, sekolah dengan status RSBI dan SBI saat ini juga harus dibenahi mulai dari input, proses hingga output.

"Jumlah sekolah RSBI dan SBI yang ada sudah cukup, yang penting saat ini adalah pembenahan sistematiknya. Sejak awal, seharusnya dalam perekrutan calon siswa dilakukan secara online, tidak seperti saat ini. Dengan sistem online calon siswa yang direkrut akan lebih ketat," katanya.

Bukan Omong Kosong

rENUNGAN

Summary:ersys
SEPULUH CIRI ORANG BERPKIR POSITIF


1. MELIHAT MASALAH SEBAGAI TANTANGAN
Bandingkan orang yang melihat masalah sebagai cobaan hidup yang terlalu berat maka dia akan berpikir hidupnya adalah menjadi orang yang paling sengsara di dunia.

2. MENIKMATI HIDUP
Pemikiran positif akan membuat seseorang menerima keadaannya dengan besar hati

3. PIKIRAN TERBUKA UNTUK MENERIMA SARAN DAN IDE
Pikiran terbuka membutuhkan kebesaran hati dan tentu kesabaran. karena dengan begitu, akan ada hal-hal baru yang akan membuat segala sesuatu menjadi lebih baik.

4. MENGHILANGKAN PIKIRAN NEGATIF SEGERA SETELAH PIKIRAN ITU TERLINTAS DI BENAK
Suatu kendala yang sebetulnya bisa diatasi dengan kepala dingin jika sudah dilandasi dengan pikiran negatif ternyata hanya akan menimbulkan masalah baru.

5. MENSYUKURI APA YANG DIMILIKI
Hindari berkeluh kesah tentang apapun yang tidak dimiliki karena justru akan menjadi beban. sebaliknya jadikan hal itu sebagai motivasi untuk meraih hidup yang diharapkan.

6. TIDAK MENDENGAR GOSIP YANG TAK MENENTU
Sudah pasti gosip erat sekali dengan berpikir negatif. karena itu sebisa mungkin jauhi gosip-gosip yang tak jelas asalnya.

7. TIDAK MEMBUAT ALASAN TETAPI AMBIL TINDAKAN
NATO ( No Action, Talk Only ) itu adalah ciri khas orang berpikir negatif. maka ambilah tindakan dan buktikan bahwa anda bisa mengatasi masalah sebagai orang yang berpikir positif.

8. MENGGUNAKAN BAHASA YANG POSITIF
Saat kita berkomunikasi dengan orang lain gunakan kalimat-kalimat yang bernadakan optimisme sehingga dapat memberikan semangat terhadap lawan bicara kita

9. MENGGUNAKAN BAHASA TUBUH YANG POSITIF
Diantara bahasa tubuh yang lain senyum merupakan wujud dari berpikir positif karena akan menimbulkan kesan bersahabat dan akan menjadi lebih akrab dengan suasana.

10. PEDULI PADA CITRA DIRI
Itu sebabnya, mereka berusah tampil baik bukan hanya di luar tetapi juga di dalam.

Itulah sepuluh tanda orang berpikir positif semoga artikel diatas bermanfaat untuk anda. jadilah orang yang berpikir positif dalam menyelesaikan masalah sehingga kita tidak akan terbebani dengan hidup ini.



10 ciri orang berpikir positif Originally published in Shvoong: http://id.shvoong.com/social-sciences/1901760-10-ciri-orang-berpikir-positif/