Jumat, 29 Oktober 2010

Soal Matematika Klas 6

Menghitung Waktu (hari dan jam) dan Kecepatan

Tujuan: Anak dapat menghitung waktu hari, jam serta kecepatan.

Petunjuk: Pilihlah jawaban yang paling benar!

1. 1 windu = … tahun
a. 7
b. 8
c. 9
d. 10

2. 13 minggu + 23 bulan – 34 hari = … hari (jika 1 bulan = 30 hari)
a. 747 hari
b. 774 hari
c. 474 hari
d. 477 hari

3. Ayah berangkat dari rumah ke kampung mengendarai mobilnya dengan kecepatan 50 km/jam. Jarak dari rumah ke kampung adalah 350 km. Jika ayah berangkat dari rumah pukul 08.15, maka ayah akan tiba di kampung pukul …
a. pk. 11.15
b. pk. 13.00
c. pk. 15.15
d. pk.16.45

4. 124 menit = … jam + … detik
a. 1 jam + 4 detik
b. 1 jam + 60 detik
c. 2 jam + 100 detik
d. 2 jam + 240 detik

5. 65 tahun = …. windu + …. bulan
a. 8 windu + 1 bulan
b. 8 windu + 12 bulan
c. 16 windu + 1 bulan
d. 16 windu + 12 bulan

6. Seorang atlet lari telah berlari selama 9 jam. Jarak yang ditempuhnya 270 km. Berapa kecepatan atlet itu berlari?
a. 9 km/jam
b. 10 km/jam
c. 20 jam/km
d. 30 km/jam

7. Seorang karyawan, bekerja selama 6 hari dalam satu minggu. Ia bekerja mulai pukul 08.45 dan pulang pukul 17.15, kecuali hari Sabtu ia bekerja selama 5 jam. Berapa menit karyawan itu bekerja dalam 3 minggu?
a. 390 menit
b. 500 menit
c. 8.370 menit
d. 6.750 menit

8. Seorang pengembala, menggembalakan sapinya selama 5 jam 46 menit. Jika ia memulai menggembalakan sapinya pukul 06.25, maka ia kembali pulang pukul …
a. pk. 11.15
b. pk. 12.00
c. pk. 12.11
d. pk. 12.31

9. Seorang pembalap menjalankan mobilnya dengan kecepatan 80 km/jam. Jika ia telah menempuh waktu 2.400 menit, maka jarak yang telah ditempuh pembalap itu adalah …
a. 3.200 km
b. 5.000 km
c. 192.000 km
d. 320.000 km

10. Sinta berangkat dari Surabaya pukul. 10.20 dan tiba di Malang pukul 16.20 dengan menggunakan bus. Jika jarak dari Surabaya ke Malang adalah 330 km, berapa kecepatan bus itu?
a. 50 km/jam
b. 55 km/jam
c. 60 km/jam
d. 65 km/jam

Soal Matematika Klas 6

Mengenal Operasi Hitung pada Pengukuran

Tujuan: Anak dapat mengoperasikan hitungan ukuran.

Petunjuk: Selesaikan soal-soal di bawah ini!

1. 340 cm = 34 dm = … m


2. 77.200 m = 7720 dam = … hm = 77.2 km


3. 8 km + 20 hm + 2.000 dm = … dam


4. 64 hm – 23 dam + 10.000 cm = … m


5. 90 hm – 1.500 m + 6.520 dm – 32 dam = … m


6. Tanah Pak Wisnu memiliki panjang 25 meter dan lebar 19 meter. Berapa desimeter keliling tanah Pak Wisnu?


7. Jarak dari kota A ke kota B adalah 5,3 km. Berapa meter jarak tersebut?


8. Sebuah pulau tergambar dengan skala 1 : 100.000. Jika jarak dari kota P ke kota Q dalam gambar pulau tersebut adalah 20 cm, berapa km jarak tersebut sebenarnya?


9. Dino menggambar sebuah gedung dengan skala 1 : 500. Jika tinggi gedung pada gambar tersebut adalah 12 cm, berapa meter tinggi gedung itu sebenarnya?


10. Jarak dari kota Surabaya – Semarang adalah 360 km. Skala yang harus dibuat agar jarak kedua kota tersebut dalam peta 20 cm adalah 1 : ...

Soal IPA Klas VI

Perkembangbiakan Hewan

Tujuan: anak dapat mengenal berbagai macam perkembangbiakan pada hewan.

Petunjuk:

Jawabalah pertanyaan di bawah ini dengan memilih salah satu jawaban yang benar !

1. Cara perkembangbiakan hewan tanpa melalui proses perkawinan ialah ......
a. membelah diri
b. bertelur
c. melahirkan
d. bertelur melahirkn

2. Hewan yang berkembangbiak dengan cara bertunas yaitu ......
a. protozoa
b. hydra
c. amfibi
d. reptil

3. Alat kelamin betina yang menghasilkan telur disebut ......
a. testis
b. embrio
c. ovum
d. ovarium

4. Kulit telur yang keras disebut ?
a. cangkang
b. uterus
c. ovum
d. mamalia

5. Cara berkembangbiak dengan dengan melahirkan disebut ......
a. membelah diri
b. ovipar
c. vivipar
d. ovovivipar

6. Hewan air apakah yang berkembangbiaknya dengan cara melahirkan ?
a. katak
b. lumba-lumba
c. ikan emas
d. ikan mujaer

7. Apakah yang dimaksud dengan hewan mamalia ?
a. hewan yang membelah diri
b. hewan yang bertelur
c. hewan yang tidak menyusui anaknya
d. hewan yang menyusui anaknya

8. Contoh dari hewan yang berkembang biak dengan cara ovovivipar yaitu ......
a. kambing
b. ular
c. kucing
d. sapi

9. Yang merupakan ciri dari hewan bertelur ialah ......
a. tidak mengalami masa mengandung
b. setelah pertumbuhannya sempurna, anak akan dilahirkan
c. mengandung janin anaknya di dalam tubuh
d. mengalami masa mengandung

10. Contoh jenis hewan bertelur yang memiliki kelenjar susu ialah ......
a. cecak
b. ayam
c. platipus
d. kucing

Soal IPA Klas VI

Mempelajari Makhluk Hidup

Tujuan: Anak mengenal bermacam-macam makhluk hidup.

Petunjuk: Pilihlah jawaban yang paling tepat!

1. Berikut ini adalah contoh-contoh makhluk hidup, kecuali ........
a. pohon kaktus
b. kura-kura
c. rumput
d. oksigen

2. Ciri-ciri makhluk hidup adalah ........
a. bergerak, bernapas dan peka terhadap rangsangan
b. berkembang biak, memerlukan makanan dan tumbuh
c. jawaban a dan b salah
d. jawaban a dan b benar

3. Kumpulan makhluk hidup berbagai jenis yang menempati suatu tempat disebut ........
a. habitat
b. komunitas
c. populasi
d. oksidasi

4. Salah satu ciri tumbuhan yang peka terhadap rangsangan adalah ........
a. daun-daun tanaman berguguran waktu musim kemarau
b. tumbuhan menjadi lebih tinggi dalam beberapa waktu
c. daun putri malu akan menguncup jika disentuh
d. bunga akan berubah menjadi buah jika terjadi penyerbukan

5. Hewan yang ada di bumi dibagi dalam dua golongan besar yaitu ........
a. hewan darat dan hewan laut
b. hewan reptil dan hewan melata
c. hewan ampibi dan hewan menyusui
d. hewan vertebrata dan hewan avertebrata

6. Hewan yang tak bertulang belakang disebut ........
a. avertebrata
b. vertebrata
c. mamalia
d. amphibia

7. Tumbuhan yang berkembang biak dengan spora adalah ........
a. cocor bebek
b. jamur
c. tebu
d. bawang merah

8. Yang tidak berkembang biak dengan tunas adalah ........
a. alang-alang
b. pisang
c. tebu
d. bambu

9. Hewan mamalia yang hidup di laut adalah ........
a. ikan gurami
b. kuda laut
c. udang
d. ikan paus

10. Yang termasuk hewan reptilia adalah .......
a. anjing
b. penyu
c. cumi-cumi
d. siput

Soal IPA Klas VI

Perkembangbiakan Tumbuhan

Tujuan: anak dapat mengenal macam-macam perkembangbiakan pada tumbuhan.

Petunjuk: Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memilih salah satu jawaban yang benar !

1. Yang bukan merupakan perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif buatan adalah ......
a. cangkok
b. runduk
c. tunas
d. setek

2. Batang tanaman singkong bagian bawah dipotong menyerong kemudian ditanam di tanah yang subur dan diberi peneduh dan disiram. Kegiatan tersebut merupkan salah satu contoh perkembangbiakan dengan cara ......
a. tunas
b. cangkok
c. setek
d. spora

3. Pada jamur tempe, spongrium terletak pada ujung ...... yang menggembung
a. rizoid
b. hifa
c. geragih
d. kotiledon

4. Perkembang biakan tumbuhan secara generatif terjadi melalui .......
a. spora
b. geragih
c. runduk
d. penyerbukan

5. Disebut apakah batang yang tumbuh menjalar di atas atau dibawah permukaan tanah ?
a. geragih
b. umbi akar
c. spora
d. tunas

6. Yang merupakan tempat cadangan makanan bagi tumbuhan biji adalah ......
a. sebuk sari
b. lembaga
c. ovum
d. buluh serbuk sari

7. Bila serbuk sari dari satu bunga jatuh ke kepala putik bunga itu sendiri, dinamakan penyerbukan ......
a. bastar
b. silang
c. sendiri
d. tetangga

8. Yang tidak termasuk ciri-ciri dari penyerbukan bunga melalui perantara serangga ialah ....
a. bentuk kepala sari besar
b. mahkotanya besar
c. berwarna mencolok
d. dapat menghasilkan nektar

9. Dari manakah bakal tunas mendapatkan sumber makanan pada awal pertumbuhannya ?
a. nektar
b. serbuk sari
c. benang sari
d. kotiledon

10. Apakah yang dimaksud dengan kotiledon ?
a. tempat penyimpanan makanan pada putik
b. tempat penyimpanan makanan di dalam biji
c. tempat penyimpanan makanan di dalam akar
d. tempat penyimpanan makanan di dalam batang

Konsep Pendidikan Karakter

Posted on 15 September 2010 by AKHMAD SUDRAJAT
Pengertian karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas adalah “bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, watak”. Adapun berkarakter adalah berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat, dan berwatak”. Menurut Tadkiroatun Musfiroh (UNY, 2008), karakter mengacu kepada serangkaian sikap (attitudes), perilaku (behaviors), motivasi (motivations), dan keterampilan (skills). Karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti “to mark” atau menandai dan memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku, sehingga orang yang tidak jujur, kejam, rakus dan perilaku jelek lainnya dikatakan orang berkarakter jelek. Sebaliknya, orang yang perilakunya sesuai dengan kaidah moral disebut dengan berkarakter mulia.

Karakter mulia berarti individu memiliki pengetahuan tentang potensi dirinya, yang ditandai dengan nilai-nilai seperti reflektif, percaya diri, rasional, logis, kritis, analitis, kreatif dan inovatif, mandiri, hidup sehat, bertanggung jawab, cinta ilmu, sabar, berhati-hati, rela berkorban, pemberani, dapat dipercaya, jujur, menepati janji, adil, rendah hati, malu berbuat salah, pemaaf, berhati lembut, setia, bekerja keras, tekun, ulet/gigih, teliti, berinisiatif, berpikir positif, disiplin, antisipatif, inisiatif, visioner, bersahaja, bersemangat, dinamis, hemat/efisien, menghargai waktu, pengabdian/dedikatif, pengendalian diri, produktif, ramah, cinta keindahan (estetis), sportif, tabah, terbuka, tertib. Individu juga memiliki kesadaran untuk berbuat yang terbaik atau unggul, dan individu juga mampu bertindak sesuai potensi dan kesadarannya tersebut. Karakteristik adalah realisasi perkembangan positif sebagai individu (intelektual, emosional, sosial, etika, dan perilaku).
Individu yang berkarakter baik atau unggul adalah seseorang yang berusaha melakukan hal-hal yang terbaik terhadap Tuhan YME, dirinya, sesama, lingkungan, bangsa dan negara serta dunia internasional pada umumnya dengan mengoptimalkan potensi (pengetahuan) dirinya dan disertai dengan kesadaran, emosi dan motivasinya (perasaannya).
Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai “the deliberate use of all dimensions of school life to foster optimal character development”. Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen (pemangku pendidikan) harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan ko-kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan ethos kerja seluruh warga sekolah/lingkungan. Di samping itu, pendidikan karakter dimaknai sebagai suatu perilaku warga sekolah yang dalam menyelenggarakan pendidikan harus berkarakter.
Menurut David Elkind & Freddy Sweet Ph.D. (2004), pendidikan karakter dimaknai sebagai berikut: “character education is the deliberate effort to help people understand, care about, and act upon core ethical values. When we think about the kind of character we want for our children, it is clear that we want them to be able to judge what is right, care deeply about what is right, and then do what they believe to be right, even in the face of pressure from without and temptation from within”.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa pendidikan karakter adalah segala sesuatu yang dilakukan guru, yang mampu mempengaruhi karakter peserta didik. Guru membantu membentuk watak peserta didik. Hal ini mencakup keteladanan bagaimana perilaku guru, cara guru berbicara atau menyampaikan materi, bagaimana guru bertoleransi, dan berbagai hal terkait lainnya.
Menurut T. Ramli (2003), pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Tujuannya adalah membentuk pribadi anak, supaya menjadi manusia yang baik, warga masyarakat, dan warga negara yang baik. Adapun kriteria manusia yang baik, warga masyarakat yang baik, dan warga negara yang baik bagi suatu masyarakat atau bangsa, secara umum adalah nilai-nilai sosial tertentu, yang banyak dipengaruhi oleh budaya masyarakat dan bangsanya. Oleh karena itu, hakikat dari pendidikan karakter dalam konteks pendidikan di Indonesia adalah pedidikan nilai, yakni pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber dari budaya bangsa Indonesia sendiri, dalam rangka membina kepribadian generasi muda.
Pendidikan karakter berpijak dari karakter dasar manusia, yang bersumber dari nilai moral universal (bersifat absolut) yang bersumber dari agama yang juga disebut sebagai the golden rule. Pendidikan karakter dapat memiliki tujuan yang pasti, apabila berpijak dari nilai-nilai karakter dasar tersebut. Menurut para ahli psikolog, beberapa nilai karakter dasar tersebut adalah: cinta kepada Allah dan ciptaann-Nya (alam dengan isinya), tanggung jawab, jujur, hormat dan santun, kasih sayang, peduli, dan kerjasama, percaya diri, kreatif, kerja keras, dan pantang menyerah, keadilan dan kepemimpinan; baik dan rendah hati, toleransi, cinta damai, dan cinta persatuan. Pendapat lain mengatakan bahwa karakter dasar manusia terdiri dari: dapat dipercaya, rasa hormat dan perhatian, peduli, jujur, tanggung jawab; kewarganegaraan, ketulusan, berani, tekun, disiplin, visioner, adil, dan punya integritas. Penyelenggaraan pendidikan karakter di sekolah harus berpijak kepada nilai-nilai karakter dasar, yang selanjutnya dikembangkan menjadi nilai-nilai yang lebih banyak atau lebih tinggi (yang bersifat tidak absolut atau bersifat relatif) sesuai dengan kebutuhan, kondisi, dan lingkungan sekolah itu sendiri.
Dewasa ini banyak pihak menuntut peningkatan intensitas dan kualitas pelaksanaan pendidikan karakter pada lembaga pendidikan formal. Tuntutan tersebut didasarkan pada fenomena sosial yang berkembang, yakni meningkatnya kenakalan remaja dalam masyarakat, seperti perkelahian massal dan berbagai kasus dekadensi moral lainnya. Bahkan di kota-kota besar tertentu, gejala tersebut telah sampai pada taraf yang sangat meresahkan. Oleh karena itu, lembaga pendidikan formal sebagai wadah resmi pembinaan generasi muda diharapkan dapat meningkatkan peranannya dalam pembentukan kepribadian peserta didik melalui peningkatan intensitas dan kualitas pendidikan karakter.
Para pakar pendidikan pada umumnya sependapat tentang pentingnya upaya peningkatan pendidikan karakter pada jalur pendidikan formal. Namun demikian, ada perbedaan-perbedaan pendapat di antara mereka tentang pendekatan dan modus pendidikannya. Berhubungan dengan pendekatan, sebagian pakar menyarankan penggunaan pendekatan-pendekatan pendidikan moral yang dikembangkan di negara-negara barat, seperti: pendekatan perkembangan moral kognitif, pendekatan analisis nilai, dan pendekatan klarifikasi nilai. Sebagian yang lain menyarankan penggunaan pendekatan tradisional, yakni melalui penanaman nilai-nilai sosial tertentu dalam diri peserta didik.
Berdasarkan grand design yang dikembangkan Kemendiknas (2010), secara psikologis dan sosial kultural pembentukan karakter dalam diri individu merupakan fungsi dari seluruh potensi individu manusia (kognitif, afektif, konatif, dan psikomotorik) dalam konteks interaksi sosial kultural (dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat) dan berlangsung sepanjang hayat. Konfigurasi karakter dalam konteks totalitas proses psikologis dan sosial-kultural tersebut dapat dikelompokkan dalam: Olah Hati (Spiritual and emotional development) , Olah Pikir (intellectual development), Olah Raga dan Kinestetik (Physical and kinestetic development), dan Olah Rasa dan Karsa (Affective and Creativity development) yang secara diagramatik dapat digambarkan sebagai berikut.

Para pakar telah mengemukakan berbagai teori tentang pendidikan moral. Menurut Hersh, et. al. (1980), di antara berbagai teori yang berkembang, ada enam teori yang banyak digunakan; yaitu: pendekatan pengembangan rasional, pendekatan pertimbangan, pendekatan klarifikasi nilai, pendekatan pengembangan moral kognitif, dan pendekatan perilaku sosial. Berbeda dengan klasifikasi tersebut, Elias (1989) mengklasifikasikan berbagai teori yang berkembang menjadi tiga, yakni: pendekatan kognitif, pendekatan afektif, dan pendekatan perilaku. Klasifikasi didasarkan pada tiga unsur moralitas, yang biasa menjadi tumpuan kajian psikologi, yakni: perilaku, kognisi, dan afeksi.
Berdasarkan pembahasan di atas dapat ditegaskan bahwa pendidikan karakter merupakan upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis untuk membantu peserta didik memahami nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.
=============
Sumber diambil dari:
Kemendiknas. 2010. Pembinaan Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama . Jakarta

Bukan Omong Kosong

rENUNGAN

Summary:ersys
SEPULUH CIRI ORANG BERPKIR POSITIF


1. MELIHAT MASALAH SEBAGAI TANTANGAN
Bandingkan orang yang melihat masalah sebagai cobaan hidup yang terlalu berat maka dia akan berpikir hidupnya adalah menjadi orang yang paling sengsara di dunia.

2. MENIKMATI HIDUP
Pemikiran positif akan membuat seseorang menerima keadaannya dengan besar hati

3. PIKIRAN TERBUKA UNTUK MENERIMA SARAN DAN IDE
Pikiran terbuka membutuhkan kebesaran hati dan tentu kesabaran. karena dengan begitu, akan ada hal-hal baru yang akan membuat segala sesuatu menjadi lebih baik.

4. MENGHILANGKAN PIKIRAN NEGATIF SEGERA SETELAH PIKIRAN ITU TERLINTAS DI BENAK
Suatu kendala yang sebetulnya bisa diatasi dengan kepala dingin jika sudah dilandasi dengan pikiran negatif ternyata hanya akan menimbulkan masalah baru.

5. MENSYUKURI APA YANG DIMILIKI
Hindari berkeluh kesah tentang apapun yang tidak dimiliki karena justru akan menjadi beban. sebaliknya jadikan hal itu sebagai motivasi untuk meraih hidup yang diharapkan.

6. TIDAK MENDENGAR GOSIP YANG TAK MENENTU
Sudah pasti gosip erat sekali dengan berpikir negatif. karena itu sebisa mungkin jauhi gosip-gosip yang tak jelas asalnya.

7. TIDAK MEMBUAT ALASAN TETAPI AMBIL TINDAKAN
NATO ( No Action, Talk Only ) itu adalah ciri khas orang berpikir negatif. maka ambilah tindakan dan buktikan bahwa anda bisa mengatasi masalah sebagai orang yang berpikir positif.

8. MENGGUNAKAN BAHASA YANG POSITIF
Saat kita berkomunikasi dengan orang lain gunakan kalimat-kalimat yang bernadakan optimisme sehingga dapat memberikan semangat terhadap lawan bicara kita

9. MENGGUNAKAN BAHASA TUBUH YANG POSITIF
Diantara bahasa tubuh yang lain senyum merupakan wujud dari berpikir positif karena akan menimbulkan kesan bersahabat dan akan menjadi lebih akrab dengan suasana.

10. PEDULI PADA CITRA DIRI
Itu sebabnya, mereka berusah tampil baik bukan hanya di luar tetapi juga di dalam.

Itulah sepuluh tanda orang berpikir positif semoga artikel diatas bermanfaat untuk anda. jadilah orang yang berpikir positif dalam menyelesaikan masalah sehingga kita tidak akan terbebani dengan hidup ini.



10 ciri orang berpikir positif Originally published in Shvoong: http://id.shvoong.com/social-sciences/1901760-10-ciri-orang-berpikir-positif/