Kamis, 01 Juli 2010

Keluarga dan Masa Depan Anak Merupakan Hal Penting Bagi Anda?

Walaupun Hampir Semua Orangtua Akan Mengatakan “YA, TENTU SAJA!”,
Kenyataannya Lebih Dari 90% Orangtua Tidak Memiliki Pengetahuan,
Ketrampilan dan Kebijaksanaan untuk Mengatasi Permasalahan Keluarga
yang Terjadi maupun untuk Mewujudkan Keluarga yang Harmonis,
Sukses dan Bahagia Lahir Batin
Jika keluarga dan masa depan anak merupakan hal penting bagi hidup Anda,
Apa yang akan Anda pelajari dan dapatkan dengan mengikuti program
Super Family Class akan merupakan harta karun tak ternilai yang akan
Anda rasakan manfaatnya sepanjang hidup Anda!

Tanggal : 1 July 2010
Dari : Tim Sekolah Orangtua
Sebelum kami menjelaskan apa itu Super Family Class, kami ingin bertanya terlebih dahulu kepada Anda.
Apakah kejadian di bawah ini sering terjadi pada anak-anak Anda:
• Tidak mudah menuruti perintah orangtua?
• Malas dan tidak termotivasi belajar?
• Merasa tanpa beban walau ulangannya jelek?
• Sering menjadi “pelawak” atau “nakal” untuk menarik perhatian?
• Mengatakan “tidak tahu” , “malas ah”, atau “biasa” kalau Anda bertanya sesuatu?
Dan apakah Anda sendiri sering merasa :
• Tidak tahu harus berbuat apa dalam menghadapi permasalahan anak?
• Karir dan pekerjaan Anda tak bisa optimal karena memikirkan masalah anak?
• Komunikasi dengan anak dan pasangan terasa hambar dan dingin?
• Menjalani hidup ini hanya sebagai rutinitas belaka?
Anda pernah mengalami hal-hal dan permasalahan diatas dalam kehidupan berumah-tangga Anda, bukan?
Anda boleh sedikit lega karena mayoritas orang dewasa yang berumah-tangga pernah mengalami situasi yang sama. Tetapi berdasarkan respon menghadapi situasi diatas, orang bisa dibagi atas 2 kategori yaitu:
1. Kelompok pertama adalah orang-orang yang sadar akan adanya permasalahan yang terjadi dan mereka menganggapnya tidak penting dan memutuskan untuk mengabaikannya. Mereka berpikir situasi atau permasalahan diatas adalah hal yang normal dan bisa hilang dengan sendirinya. Mereka mungkin berpikir “Saya ada lebih banyak hal penting di pekerjaan atau bisnis yang perlu diurus dan diselesaikan dibanding permasalahan anak dan keluarga” . Mereka kadang juga berpikir “Urusan anak dan keluarga kan urusan istri, urusan saya kerja dan cari uang”. Atau mereka berpikir “Akan saya tangani dan carikan solusi nanti setelah ada waktu, sekarang masih sibuk!”. Intinya kelompok pertama ini menganggap permasalahan atau situasi yang terjadi ini tidak penting dan mengabaikannya. Mereka tidak menyempatkan waktu untuk berpikir, menganalisa dan berdiskusi untuk mencari tahu penyebab dan solusi dari permasalahan yang terjadi.
2. Kelompok kedua adalah orang-orang yang sadar akan permasalahan yang terjadi dan memutuskan untuk mencari informasi dan solusi untuk mengatasinya. Orang-orang di kelompok kedua ini sadar dan mengerti bahwa keluarga dan anak adalah hal penting dalam hidup mereka. Mereka juga sadar jika permasalahan anak dan keluarga yang terjadi tidak cepat diselesaikan, bisa jadi masalah akan semakin membesar. Mereka juga sadar jika permasalahan anak dan keluarga tidak diselesaikan, hal ini juga akan menganggu karir atau bisnis mereka. Sehingga orang-orang di kelompok ini bersedia untuk belajar dan mendengarkan nasehat dari orang-orang yang sudah berpengalaman mengatasi permasalahan yang ada.
Pertanyaan untuk Anda: Termasuk kelompok yang manakah Anda? Kelompok pertama atau kelompok kedua?
Kami sangat sangat berharap Anda termasuk kelompok yang kedua. Kami di Tim Sekolah Orangtua telah bertemu dengan banyak klien yang dulunya adalah orang-orang yang berada di kelompok pertama. Mereka tahu ada permasalahan di keluarga atau anak mereka, menganggapnya tidak penting dan mengabaikannya. Ternyata masalah bukannya hilang tetapi malah menjadi semakin kompleks dan semakin parah. Umumnya saat sudah parah inilah, mereka baru mencari solusi. Tentu menyelesaikan masalah yang sudah parah dan kompleks jauh lebih sulit daripada menangani masalah saat awal. Kebanyakan mereka menyesal mengapa tidak dari dulu mencari solusi.
Contoh-contoh kasus permasalahan yang sudah terlanjur parah dan kompleks diantaranya seperti:
• Anak saat marah langsung memukul temannya atau memaki-maki dengan bahasa jorok.
• Anak jika tidak dituruti kemauannya menangis keras-keras dan bergulung-gulung di lantai sampai keinginannya dipenuhi.
• Anak tidak suka kumpul dengan orangtuanya. Lebih senang kumpul dengan suster atau temannya.
• Anak ikut gang sekolah dan bahkan terlibat narkoba.
• Anak sudah tidak mau mendengar nasehat orangtuanya. Jika dinasehati langsung pergi.
• Anak boros, semua uang jajan dan uang saku ludes, tidak bisa menabung sama sekali.
• Anak sudah dewasa tetapi tidak memiliki motivasi untuk bekerja atau berbisnis. Maunya cuma santai-santai dan kumpul-kumpul dengan teman.
• Dan masih banyak lagi.
Permasalahan anak yang sudah parah juga sering diiringi dengan terjadinya pertengkaran dengan pasangan karena saling menyalahkan dan tidak satu visi dalam mendidik dan menasehati anak. Jika permasalahan sudah menjadi kompleks dan parah seperti ini, tentu tidaklah mudah untuk menyelesaikannya.
Oleh sebab itu kami di Tim Sekolah Orangtua sangat berharap Anda termasuk di kelompok kedua yaitu Anda sudah proaktif mencari informasi dan solusi saat permasalahan masih kecil atau masih tahap awal. Jauh lebih baik lagi Anda sudah belajar dan membekali diri dengan pengetahuan, alat-bantu dan kebijaksanaan sebelum terjadi permasalahan pada anak dan keluarga Anda. Peribahasa lama “sedia payung sebelum hujan” memang sangatlah tepat.
Kami di Sekolah Orangtua ingin Anda memiliki keluarga yang bahagia. Kami tidak ingin Anda menjalani kehidupan dengan ketidak-bahagiaan karena hidup sangatlah singkat. Kami tidak ingin Anda melewatkan waktu-waktu paling berharga di hidup Anda, yaitu bersama keluarga tercinta Anda.
Keluarga adalah tempat dimana Anda akan mendapatkan kebahagiaan yang sebenarnya. Waktu-waktu bersama orang-orang yang Anda cintai adalah waktu-waktu yang berharga yang jangan sampai terlewatkan dalam hidup Anda. Tidak ada keberhasilan di karir dan bisnis yang bisa mengalahkan perasaan yang didapat dari keberhasilan membangun keluarga yang harmonis dan bahagia lahir batin.
Program Super Family Class dari Sekolah Orangtua dirancang untuk memberikan pengetahuan, kebijaksanaan dan alat-bantu ke para orangtua baik yang belum memiliki permasalahan maupun bagi orangtua yang sedang menghadapi permasalahan. Program ini dirancang berdasarkan pengalaman praktek lebih dari 12 tahun dalam menangani permasalahan anak dan keluarga, jadi minim teori yang hebat tapi sulit dipraktekkan.
Jadi apa yang akan Anda pelajari dan dapatkan di Super Family Class?
• Apa hal –hal terpenting yang bisa membuat anak Anda sukses menjalani hidupnya namun jarang dilakukan oleh para orangtua.
• Bagaimana menciptakan suasana yang kondusif dalam keluarga sehingga tiap anggota keluarga memiliki “inner motivation” untuk meraih yang terbaik bagi diri mereka dan keluarga?
• Bagaimana memunculkan dukungan dari anak-anak untuk mengaktifkan Wealth and Abundance Magnet dari orangtua?
• Memahami diri sendiri, anak dan pasangan sebagai jembatan membangun komunikasi efektif melalui tipologi kepribadian, pemenuhan tangki cinta dan kebutuhan emosi dasar.
• Memunculkan Inner Motivation dalam diri anak dan pasangan melalui “the magic of communication”
• Menciptakan “Super Family System” yang akan membuat setiap anggota keluarga termotivasi meraih yang terbaik dalam hidupnya
• Mengajarkan dan menanamkan kebiasaan dan prinsip pengelolaan uang yang benar ke anak sedini mungkin agar anak dapat sukses secara finansial saat dewasa nanti.
• Melakukan diagnosa harga diri anak dalam waktu 30 detik
• Menggunakan ‘rapor keluarga’ untuk memonitor perkembangan anggota keluarga
• Menggunakan ICT (Instant Change Technique) untuk :
o Menghilangkan emosi negatif dalam hitungan detik saat menghadapi anak atau situasi kehidupan lain
o Memeriksa apakah hasil terapi telah sampai dan diterima pikiran bawah sadar
o Memeriksa seberapa dalam keyakinan kita / anak kita akan suatu impian / goal / target dan bagaimana mengoreksinya apabila tidak sesuai
o Meningkatkan kesadaran dan kebijaksanaan diri menjalani kehidupan
Program Super Family Class merupakan program pembelajaran terpadu selama 8 bulan dimana peserta akan mempelajari materi dari berbagai format, yaitu:
• Sesi tatap muka selama 2 hari. Kelas kami batasi agar lebih efektif karena terdapat sesi terapi bagi para orangtua.
• Pembelajaran secara online yaitu akses ke Super Family Online Class via internet dimana tim Sekolah Orangtua telah menyusun kurikulum training selama 34 minggu (8 ½ bulan). Anda juga dapat melakukan tanya-jawab tentang materi yang ada ke Tim Sekolah Orangtua.
• DVD Video dan CD Audio yang menjadi pendukung materi Super Family Class.


Apakah Keluarga dan Masa Depan Anak
Merupakan Hal Penting Bagi Anda?
Walaupun Hampir Semua Orangtua Akan Mengatakan “YA, TENTU SAJA!”,
Kenyataannya Lebih Dari 90% Orangtua Tidak Memiliki Pengetahuan,
Ketrampilan dan Kebijaksanaan untuk Mengatasi Permasalahan Keluarga
yang Terjadi maupun untuk Mewujudkan Keluarga yang Harmonis,
Sukses dan Bahagia Lahir Batin
Jika keluarga dan masa depan anak merupakan hal penting bagi hidup Anda,
Apa yang akan Anda pelajari dan dapatkan dengan mengikuti program
Super Family Class akan merupakan harta karun tak ternilai yang akan
Anda rasakan manfaatnya sepanjang hidup Anda!

Tanggal : 1 July 2010
Dari : Tim Sekolah Orangtua
Sebelum kami menjelaskan apa itu Super Family Class, kami ingin bertanya terlebih dahulu kepada Anda.
Apakah kejadian di bawah ini sering terjadi pada anak-anak Anda:
• Tidak mudah menuruti perintah orangtua?
• Malas dan tidak termotivasi belajar?
• Merasa tanpa beban walau ulangannya jelek?
• Sering menjadi “pelawak” atau “nakal” untuk menarik perhatian?
• Mengatakan “tidak tahu” , “malas ah”, atau “biasa” kalau Anda bertanya sesuatu?
Dan apakah Anda sendiri sering merasa :
• Tidak tahu harus berbuat apa dalam menghadapi permasalahan anak?
• Karir dan pekerjaan Anda tak bisa optimal karena memikirkan masalah anak?
• Komunikasi dengan anak dan pasangan terasa hambar dan dingin?
• Menjalani hidup ini hanya sebagai rutinitas belaka?
Anda pernah mengalami hal-hal dan permasalahan diatas dalam kehidupan berumah-tangga Anda, bukan?
Anda boleh sedikit lega karena mayoritas orang dewasa yang berumah-tangga pernah mengalami situasi yang sama. Tetapi berdasarkan respon menghadapi situasi diatas, orang bisa dibagi atas 2 kategori yaitu:
1. Kelompok pertama adalah orang-orang yang sadar akan adanya permasalahan yang terjadi dan mereka menganggapnya tidak penting dan memutuskan untuk mengabaikannya. Mereka berpikir situasi atau permasalahan diatas adalah hal yang normal dan bisa hilang dengan sendirinya. Mereka mungkin berpikir “Saya ada lebih banyak hal penting di pekerjaan atau bisnis yang perlu diurus dan diselesaikan dibanding permasalahan anak dan keluarga” . Mereka kadang juga berpikir “Urusan anak dan keluarga kan urusan istri, urusan saya kerja dan cari uang”. Atau mereka berpikir “Akan saya tangani dan carikan solusi nanti setelah ada waktu, sekarang masih sibuk!”. Intinya kelompok pertama ini menganggap permasalahan atau situasi yang terjadi ini tidak penting dan mengabaikannya. Mereka tidak menyempatkan waktu untuk berpikir, menganalisa dan berdiskusi untuk mencari tahu penyebab dan solusi dari permasalahan yang terjadi.
2. Kelompok kedua adalah orang-orang yang sadar akan permasalahan yang terjadi dan memutuskan untuk mencari informasi dan solusi untuk mengatasinya. Orang-orang di kelompok kedua ini sadar dan mengerti bahwa keluarga dan anak adalah hal penting dalam hidup mereka. Mereka juga sadar jika permasalahan anak dan keluarga yang terjadi tidak cepat diselesaikan, bisa jadi masalah akan semakin membesar. Mereka juga sadar jika permasalahan anak dan keluarga tidak diselesaikan, hal ini juga akan menganggu karir atau bisnis mereka. Sehingga orang-orang di kelompok ini bersedia untuk belajar dan mendengarkan nasehat dari orang-orang yang sudah berpengalaman mengatasi permasalahan yang ada.
Pertanyaan untuk Anda: Termasuk kelompok yang manakah Anda? Kelompok pertama atau kelompok kedua?
Kami sangat sangat berharap Anda termasuk kelompok yang kedua. Kami di Tim Sekolah Orangtua telah bertemu dengan banyak klien yang dulunya adalah orang-orang yang berada di kelompok pertama. Mereka tahu ada permasalahan di keluarga atau anak mereka, menganggapnya tidak penting dan mengabaikannya. Ternyata masalah bukannya hilang tetapi malah menjadi semakin kompleks dan semakin parah. Umumnya saat sudah parah inilah, mereka baru mencari solusi. Tentu menyelesaikan masalah yang sudah parah dan kompleks jauh lebih sulit daripada menangani masalah saat awal. Kebanyakan mereka menyesal mengapa tidak dari dulu mencari solusi.
Contoh-contoh kasus permasalahan yang sudah terlanjur parah dan kompleks diantaranya seperti:
• Anak saat marah langsung memukul temannya atau memaki-maki dengan bahasa jorok.
• Anak jika tidak dituruti kemauannya menangis keras-keras dan bergulung-gulung di lantai sampai keinginannya dipenuhi.
• Anak tidak suka kumpul dengan orangtuanya. Lebih senang kumpul dengan suster atau temannya.
• Anak ikut gang sekolah dan bahkan terlibat narkoba.
• Anak sudah tidak mau mendengar nasehat orangtuanya. Jika dinasehati langsung pergi.
• Anak boros, semua uang jajan dan uang saku ludes, tidak bisa menabung sama sekali.
• Anak sudah dewasa tetapi tidak memiliki motivasi untuk bekerja atau berbisnis. Maunya cuma santai-santai dan kumpul-kumpul dengan teman.
• Dan masih banyak lagi.
Permasalahan anak yang sudah parah juga sering diiringi dengan terjadinya pertengkaran dengan pasangan karena saling menyalahkan dan tidak satu visi dalam mendidik dan menasehati anak. Jika permasalahan sudah menjadi kompleks dan parah seperti ini, tentu tidaklah mudah untuk menyelesaikannya.
Oleh sebab itu kami di Tim Sekolah Orangtua sangat berharap Anda termasuk di kelompok kedua yaitu Anda sudah proaktif mencari informasi dan solusi saat permasalahan masih kecil atau masih tahap awal. Jauh lebih baik lagi Anda sudah belajar dan membekali diri dengan pengetahuan, alat-bantu dan kebijaksanaan sebelum terjadi permasalahan pada anak dan keluarga Anda. Peribahasa lama “sedia payung sebelum hujan” memang sangatlah tepat.
Kami di Sekolah Orangtua ingin Anda memiliki keluarga yang bahagia. Kami tidak ingin Anda menjalani kehidupan dengan ketidak-bahagiaan karena hidup sangatlah singkat. Kami tidak ingin Anda melewatkan waktu-waktu paling berharga di hidup Anda, yaitu bersama keluarga tercinta Anda.
Keluarga adalah tempat dimana Anda akan mendapatkan kebahagiaan yang sebenarnya. Waktu-waktu bersama orang-orang yang Anda cintai adalah waktu-waktu yang berharga yang jangan sampai terlewatkan dalam hidup Anda. Tidak ada keberhasilan di karir dan bisnis yang bisa mengalahkan perasaan yang didapat dari keberhasilan membangun keluarga yang harmonis dan bahagia lahir batin.
Program Super Family Class dari Sekolah Orangtua dirancang untuk memberikan pengetahuan, kebijaksanaan dan alat-bantu ke para orangtua baik yang belum memiliki permasalahan maupun bagi orangtua yang sedang menghadapi permasalahan. Program ini dirancang berdasarkan pengalaman praktek lebih dari 12 tahun dalam menangani permasalahan anak dan keluarga, jadi minim teori yang hebat tapi sulit dipraktekkan.
Jadi apa yang akan Anda pelajari dan dapatkan di Super Family Class?
• Apa hal –hal terpenting yang bisa membuat anak Anda sukses menjalani hidupnya namun jarang dilakukan oleh para orangtua.
• Bagaimana menciptakan suasana yang kondusif dalam keluarga sehingga tiap anggota keluarga memiliki “inner motivation” untuk meraih yang terbaik bagi diri mereka dan keluarga?
• Bagaimana memunculkan dukungan dari anak-anak untuk mengaktifkan Wealth and Abundance Magnet dari orangtua?
• Memahami diri sendiri, anak dan pasangan sebagai jembatan membangun komunikasi efektif melalui tipologi kepribadian, pemenuhan tangki cinta dan kebutuhan emosi dasar.
• Memunculkan Inner Motivation dalam diri anak dan pasangan melalui “the magic of communication”
• Menciptakan “Super Family System” yang akan membuat setiap anggota keluarga termotivasi meraih yang terbaik dalam hidupnya
• Mengajarkan dan menanamkan kebiasaan dan prinsip pengelolaan uang yang benar ke anak sedini mungkin agar anak dapat sukses secara finansial saat dewasa nanti.
• Melakukan diagnosa harga diri anak dalam waktu 30 detik
• Menggunakan ‘rapor keluarga’ untuk memonitor perkembangan anggota keluarga
• Menggunakan ICT (Instant Change Technique) untuk :
o Menghilangkan emosi negatif dalam hitungan detik saat menghadapi anak atau situasi kehidupan lain
o Memeriksa apakah hasil terapi telah sampai dan diterima pikiran bawah sadar
o Memeriksa seberapa dalam keyakinan kita / anak kita akan suatu impian / goal / target dan bagaimana mengoreksinya apabila tidak sesuai
o Meningkatkan kesadaran dan kebijaksanaan diri menjalani kehidupan
Program Super Family Class merupakan program pembelajaran terpadu selama 8 bulan dimana peserta akan mempelajari materi dari berbagai format, yaitu:
• Sesi tatap muka selama 2 hari. Kelas kami batasi agar lebih efektif karena terdapat sesi terapi bagi para orangtua.
• Pembelajaran secara online yaitu akses ke Super Family Online Class via internet dimana tim Sekolah Orangtua telah menyusun kurikulum training selama 34 minggu (8 ½ bulan). Anda juga dapat melakukan tanya-jawab tentang materi yang ada ke Tim Sekolah Orangtua.
• DVD Video dan CD Audio yang menjadi pendukung materi Super Family Class.
Program Super Family Class ini akan menjadikan keluarga Anda sebagai sebuah Super Family!

Jadwal Super Family Class terdekat
Jakarta:
Hari/Tanggal : Sabtu & Minggu - 28 dan 29 Agustus 2010
Waktu : 08.00 – 17.00

Trainer dan narasumber:
• Ariesandi Setyono, CHt (Penulis buku laris Hypnoparenting, Mathemagics, Rahasia Mendidik Anak agar Sukses dan Bahagia, Pendiri Sekolah Orangtua dan Akademi Hipnoterapi Indonesia, Family Hypnotherapist yang aktif menangani klien sejak 1995)
• Sukarto, S.Kom - Pendiri Sekolah Orangtua dan Pakar di bidang Smart Financial for Children
Investasi:
• Rp 2.500.000,- per orang
• Harga Khusus Rp 4.000.000,- untuk 2 orang untuk kehadiran bersama pasangan (suami/istri) - Hemat Rp 1.000.000,- dari harga normal.
Sudah termasuk:
• 1 x Makan Siang dan 2 x Coffee Break
• Akses ke Super Family Online Class (Gold level) selama 34 minggu (8 ½ bulan) senilai Rp 1.000.000,- sebagai pelengkap materi Super Family Class yang diajarkan di sesi tatap muka.
• Produk Sekolah Orangtua senilai Rp 200.000,- sebagai pelengkap materi Super Family Class yang diajarkan di sesi tatap muka.
Silahkan isi form pendaftaran di bawah ini dengan lengkap:
Email : *

Nama Lengkap : *

Batch : Jakarta (28-29 Agustus 2010)*

Datang Sendiri / Berpasangan : Sendiri Berpasangan *

Informasi Data Pribadi Anda
No. Handphone : *

Alamat : *

Kota : *

Kode Pos : *

Propinsi : *

Informasi Data Pasangan Anda (Bila Mendaftar Berpasangan)
Email : *

Nama Lengkap : *

No. Handphone : *

Masukkan kombinasi huruf & angka yang tertera :





* Wajib diisi
Hubungi Customer Service Sekolah Orangtua jika mengalami kesulitan
• Via email ke CS@sekolahorangtua.com
• Via telpon ke 031-71559997, 031-5941439
• Via SMS ke 0819807601
• Via Yahoo Messenger
Copyright © 2009 SekolahOrangtua.com - Pusat Pendidikan Keluarga. All Rights Reserved.
Customer Service: Telp 031-5941439 / 031-7155 9997 - SMS: 0819 807601 - Support Dept

Pertengkaran Orangtua Menciptakan Hambatan Mental Pada Anak

Posted by CS SekolahOrangtua
Jam menunjukkan pukul 19.00 ketika seorang klien yang sebelumnya telah mengadakan janji temu masuk ke ruang terapi saya. “Selamat malam Pak…., apa kabar, apa yang dapat saya bantu untuk Bapak” sapa saya mengawali pembicaraan. Dengan suasana santai dan nyaman, klien tersebut kemudian menceritakan permasalahan yang tengah dialami seputar usaha pribadi yang dimilikinya.
“Saya bukan berasal dari keluarga kaya Pak” lanjutnya dalam pembicaraan kami. “Semuanya saya awali dari nol dengan modal usaha yang sangat minim”. “Hingga akhirnya saya dapat terus berkembang membangun usaha sendiri yang saat ini memiliki banyak cabang di Jogjakarta”.
Dari cerita klien tersebut saya kemudian justru mendapatkan satu inspirasi yang sangat luar biasa. Berawal dari statusnya yang hanya sebagai pegawai biasa di sebuah counter handphone dengan gaji pas-pas an hingga akhirnya memiliki usaha sendiri dengan banyak cabang, ditambah beberapa mobil dan rumah mewah, dengan usia yang relatif masih muda, jauh dibawah saya. Wow menarik bukan?
“Beberapa waktu ini usaha yang saya jalankan sedikit mengalami hambatan, Pak” ujarnya. “Saya merasa bahwa harusnya saya bisa lebih maju dan berkembang. Namun sekarang ini rasanya kok mandek ya, stuck nggak bergerak. Masa dalam dua tahun terakhir ini tidak ada perkembangan sama sekali?”….. “Memang sih hasilnya masih cukup baik, namun dengan kapasitas modal dan karyawan yang ada, harusnya terjadi peningkatan juga dalam usaha saya ini. Kalau tidak nanti ke depannya akan semakin berat dalam persaingan”
Pembicaraan terus berlanjut dan saya mencoba menggali informasi lebih banyak lagi. Pada akhirnya saya menemukan suatu penjelasan yang cukup unik yang saya rasakan sebagai sumber penyebab dari tidak berkembangnya usaha yang dijalankan tersebut.
Begini ceritanya, setelah menempati kantor baru sebagai pusat kegiatan usahanya tiga tahun lalu, banyak rekan dan sahabat yang datang berkunjung hampir setiap hari. Wajar saja bila pada akhirnya mereka sangat kagum dengan perkembangan dan hasil yang telah dicapai oleh klien saya ini. Mengingat bagaimana kondisinya sejak awal merintis usaha, mungkin tidak salah bila saya istilahkan “from zero to hero” he he he… Mau tak mau pujianpun mengalir dari masing-masing teman dan sahabatnya. “Wah anda memang hebat ya Pak”, “Sukses yang luar biasa Pak”, “Bisnis anda sangat besar sekali” adalah beberapa komentar dan pujian yang sering disampaikan padanya.
Namun bagaimana cara klien saya menanggapinya ternyata justru menjadi bumerang di kemudian hari yang tidak pernah disadarinya. “Ah enggak kok” jawabnya. Atau “Biasa aja lah”, “Jangan terlalu memuji”, “Saya masih belum apa-apa”, “Ah saya nggak ada apa-apanya”, jawaban-jawaban inilah yang sering dan berkali-kali klien saya ucapkan menanggapi pujian-pujian tersebut. Dan itu terus berlanjut hingga saat sebelum bertemu saya.
Yang menarik adalah mengapa klien mengucapkan itu berkali-kali? Bukankah ini memperkuat atau bahkan bisa menyebabkan mental blok baru? Sebab dengan mengacu pada prinsip kerja pikiran, sesuatu yang dilakukan berulang kali (repetisi) secara konsisten, maka hal tersebut dapat menjadi suatu hal yang diyakini (belief). Dalam konteks bila keyakinan itu bersifat negatif, secara otomatis akan menjadi mental block yang menghambat kemajuan diri kita dan apa yang kita lakukan.
Nah saya mulai menggali lebih dalam mengapa klien mengucapkan itu berkali-kali. Saya menanyakan beberapa pertanyaan untuk mempertajam analisa dan dugaan saya tentang proses terbentuknya mental blok itu. Saya tanya lebih detail apa perasaannya saat mengucapkan kalimat tersebut sebab bila kita perhatikan jawaban-jawaban yang diberikan klien saya ini dalam menanggapi pujian yang ditujukan kepadanya, semuanya berkonotasi negatif bukan?
Saya paham bahwa sebagai orang timur dan khususnya karena klien saya ini berasal dari Jogjakarta, mungkin maksud dari jawaban tersebut adalah untuk menunjukkan kerendahan hati dan menghindari kesan sombong atau tinggi hati. Namun intuisi saya sebagai terapis menangkap sesuatu yang sepertinya menjadi petunjuk penting untuk menyelesaikan kasus ini. Lagi pula suatu kalimat yang diulang berkali-kali dapat berubah menjadi belief dan mental blok yang benar-benar diwujudkan secara tidak sadar. Bahwa usahanya itu masih biasa saja, masih belum apa-apa dan tidak ada apa-apanya. Disinilah terjadi proses sabotase diri yang tidak pernah disadari klien sama sekali.
Singkat cerita saya kemudian melakukan terapi pada klien saya tersebut untuk menghilangkan belief dan mental blok yang menjadi penghambat kemajuan usahanya.
Dengan salah satu tehnik terapi yang saya pelajari di kelas Akademi Hipnoterapi Indonesia, saya menemukan root cause atau akar permasalahan yang menyebabkan atau melatar belakangi ucapan-ucapan tersebut.
Ternyata kejadian yang memicu semua ini dialami oleh klien saya pada saat dia berusia delapan tahun. Klien melihat pertengkaran kedua orangtuanya untuk yang kesekian kalinya. Namun yang kali ini dilihatnya adalah yang paling heboh dan seru hingga akhirnya kedua orangtuanya bercerai dan usaha mereka mengalami kebangkrutan.
Kejadian ini begitu membekas, memunculkan perasaan tidak berdaya, tidak mampu, tidak percaya diri, tidak dapat berbuat apa-apa atas peristiwa yang terjadi. Sebagai seorang anak ia tentu mengharapkan kedua orangtuanya rukun. Namun apa daya ia tak sanggup membuat itu terjadi. Dan …… bennnnngggggg! Sebuah perasaan tak mampu terbentuk melalui serangkaian self talk pada anak tak berdaya ini. Ditambah dengan emosi negatif yang dirasakan saat itu maka lengkaplah sudah proses terbentuknya citra diri pada si anak. Citra diri – saya tak mampu, saya biasa saja – ini tertanam kuat dalam memori pikiran dan berguna sebagai landasan berpikir dan bertindak saat anak kecil 8 tahun ini beranjak dewasa.
Citra diri inilah yang kelak akan terwujud dalam kehidupan seseorang. Ini seperti sebuah ramalah yang menjadi kenyataan.
Akhirnya saya membantu klien melihat kejadian itu dengan sudut pandang berbeda dan kemudian memaknai ulang peristiwa tersebut dengan kesadaran dewasanya. Lalu setelah itu saya minta klien membantuk gambaran mental baru yang ia inginkan dengan teknik tertentu juga yang terlalu teknik diceritakan di sini. Singkat cerita terapi berakhir dan klien merasa plong. Seakan sebuah batu besar yang selama ini digendong kemana-mana telah diletakkan dan tak perlu dibawa lagi.
Dua bulan setelah sesi terapi berakhir, di awal Juni 2010 saya mendapatkan kabar bahwa usaha yang dijalankan oleh klien saya mulai ada peningkatan dan berjalan sesuai yang diharapkan. Pesanan tiba-tiba saja datang dari pihak-pihak yang tidak pernah berhubungan sama sekali. Bahkan kinerja karyawan pun membaik. Malah pada akhirnya klien saya ini menyampaikan bahwa dia sedang mengatur waktu dan meminta saya untuk memberikan training beserta sesi terapi untuk keseluruhan karyawannya.
Kasus klien saya ini mengingatkan saya pada cerita Aladin dan lampu wasiat. Dimana Sang Jin akan mewujudkan dan mengabulkan permintaan yang disampaikan. “Your wish is my command”.
Demikian juga dengan hukum yang ada di alam semesta ini. Bukankah apa yang kita pikirkan dan ucapkan adalah apa yang akan kita dapatkan dan diwujudkan dalam hidup kita? Oleh karenanya berhati-hatilah dengan apa yang Anda pikirkan dan ucapkan, karena semuanya dapat menjadi suatu keyakinan yang akan diwujudkan dalam kehidupan nyata.
Dan setelah menyadari dampak dari ucapan dan pikiran yang muncul maka carilah dengan kesadaran diri awal mula mengapa itu terjadi. Tak ada sebuah akibat terjadi tanpa sebab, betul?
Bagaimana jika kesadaran diri kita tak sanggup menjangkau area dimana penyebab itu terjadi? Nah itulah saatnya kita membutuhkan pihak profesional untuk mencari dan melepaskan beban emosional tersebut.
Salam hangat penuh cinta untuk para orangtua Indonesia
Andreas S.(Certified Trainer Sekolah Orangtua Jogjakarta dan Champion Mindset Coach)

Paket Effective Communication in Parenting

Harga Spesial - PKT002
Tahukah Anda bahwa hampir 85% permasalahan pada anak terjadi akibat cara komunikasi orangtua yang salah?
Anak malas belajar, suka berbohong, tidak punya semangat, tidak disiplin dan minder adalah beberapa contoh permasalahan yang timbul akibat cara komunikasi orangtua yang salah ke anak.
Sedangkan orangtua yang mengerti cara berkomunikasi yang benar akan memiliki anak yang tumbuh percaya diri, disiplin, memiliki motivasi dari dalam diri dan akan mengalami minim permasalahan pada anaknya.
Paket Effective Communication in Parenting adalah kompilasi produk-produk terbaik kami tentang topik cara berkomunikasi secara benar dan efektif pada anak, baik komunikasi verbal maupun komunikasi non verbal. Beberapa materi di dalam paket ini diambil dari Parenting Home Course.
Setiap anak adalah unik dan berbeda baik dari sisi kepribadian, karakter maupun kebutuhan emosinya. Di paket pembelajaran ini, Anda akan belajar dan mengetahui hal-hal seperti:

• Apa tipe kepribadian anak Anda sehingga Anda bisa mengetahui apa yang disukai atau dibenci oleh anak Anda. Anda juga akan mengerti bagaimana memberikan motivasi sesuai dengan tipe kepribadian anak Anda.
• Cara salah yang sering digunakan orangtua dalam menasehati anaknya sehingga anak bisa tumbuh menjadi seseorang yang sering ragu-ragu, tidak percaya diri dan sulit mengambil keputusan.
• Cara berkomunikasi agar anak bisa mendengarkan dan fokus dengan apa yang disampaikan orangtua.
• Apa bahasa cinta anak Anda? Mengetahui hal ini akan membuat anak Anda benar-benar merasa dicintai oleh orangtuanya.

Menghadapi Ledakan Emosi Anak.

Tingkah laku kemarahan anak Anda yang masih kecil tidak kunjung berhenti juga hari itu. Terdengar jeritan tingginya begitu memekakkan telinga. Dan banyak barang telah menjadi sasaran kemarahannya. Semua tindakan orangtua jadi salah. Secara naluriah, Anda ingin pergi meninggalkan situasi seperti ini bukan?? Namun ini bukanlah pilihan bijaksana. Pastilah ada solusi pemecahannya.
Hiruk-pikuk si kecil yang sedang berteriak dan menendang ini dapat membuat kita, para orangtua, frustasi. Bagaimana menghadapi situasi ini? Alih-alih melihat kemarahan sebagai suatu bencana, mari kita coba melihat kemarahan sebagai kesempatan untuk belajar.
Kenapa Emosi Anak-anak Bisa Meledak?
Ada berbagai perilaku ledakan emosi, mulai dari menangis dan melolong hingga menjerit, menendang, memukul, maupun menahan nafas kuat-kuat. Ledakan emosi biasanya terjadi dari usia 1 hingga 3 tahun, baik anak laki maupun perempuan. Temperamen anak-anak berubah secara dramatis, jadi beberapa anak mungkin mengalami ledakan emosi secara berkala, sedangkan yang lain mungkin hanya jarang-jarang saja.
Bahkan anak kecil yang baik sekalipun terkadang bisa mengalami ledakan emosi yang sangat kuat. Ini adalah bagian pengembangan diri yang normal dan tidaklah perlu dipandang sebagai sesuatu yang negatif. Perlu disadari bahwa anak-anak belum memiliki kemampuan kontrol diri seperti orang dewasa.
Bayangkan bagaimana rasanya saat Anda butuh untuk mengoperasikan sebuah DVD Player dan tidak bisa melakukannya, tidak peduli betapa kerasnya Anda mencoba. Hal ini disebabkan karena Anda tidak mengerti cara melakukannya. Sangatlah membuat frustasi, bukan? Beberapa dari kita mungkin mengomel, melemparkan buku petunjuk pengoperasian, membanting pintu dan lain sebagainya. Itu adalah luapan emosi versi orang dewasa. Nah anak-anak juga mencoba menguasai dunia mereka, dan di saat mereka tidak bisa melakukan sesuatu, sering kali mereka menggunakan satu cara untuk melampiaskan kejengkelan mereka, yaitu meluapkan emosinya.
Beberapa penyebab dasar dari ledakan emosi yang sering dikenali adalah kebutuhan akan perhatian, lelah, lapar, ataupun perasaan tidak nyaman. Sebagai tambahan, ledakan emosi ini adalah akibat frustasinya si anak karena mereka tidak bisa mendapatkan sesuatu (misalnya suatu benda ataupun perhatian orangtuanya) untuk melakukan apa yang mereka inginkan. Frustasi merupakan suatu bagian dari hidup mereka yang tidak bisa dihindarkan sembari mereka mempelajari bagaimana manusia, benda, dan tubuh mereka bekerja.
Ledakan emosi juga umum dialami saat usia 2 tahun, saat di mana anak-anak belajar menguasai bahasa. Mereka mengerti akan sesuatu namun susah untuk mengatakannya karena keterbatasan bahasa. Bayangkan bila kita tidak bisa mengkomunikasikan kebutuhan kita kepada seseorang; ini adalah pengalaman buruk yang bisa memicu emosi. Dengan meningkatnya kemampuan berkomunikasi, ledakan emosi ini cenderung menurun.
Penyebab lain dari ledakan emosi terjadi saat anak harus melewati suatu masa dimana kebutuhan akan otonomi meningkat. Di masa ini mereka ingin mendapatkan suatu kebebasan dan pengendalian. Sebenarnya hal ini adalah kondisi yang bagus untuk memupuk semangat berjuang, di mana seringkali anak berpikir “aku bisa mengerjakannya sendiri” atau “aku mau itu, berikan itu padaku”. Nah, saat mereka merasa bahwa mereka tidak bisa mengerjakan atau tidak bisa memperoleh apa yang mereka inginkan, maka ledakan emosi bisa terpicu.
Menghindari Ledakan Emosi Kemarahan
Cara terbaik untuk mengatasi ledakan emosi adalah dengan menghindarinya bilamana memungkinkan. Berikut ini adalah strategi yang bisa membantu:
• Pastikan anak Anda tidak bersandiwara hanya karena dia tidak mendapatkan perhatian yang cukup. Bagi seorang anak, perhatian negatif (reaksi orangtua terhadap ledakan emosi kemarahannya) adalah lebih baik ketimbang tidak ada perhatian sama sekali. Cobalah untuk membiasakan diri mengenali perilaku baik sang anak dan memberikan penghargaan atas perilaku baiknya.
• Cobalah memberi anak-anak tersebut suatu kontrol atas hal-hal kecil yang mereka sanggup lakukan. Hal ini akan memenuhi kebutuhan mereka akan kebebasan dan mengurangi ledakan emosi kemarahan secara drastis. Tawarkan pilihan kecil seperti “Apakah kamu mau jus jeruk atau jus apel?” atau “Apakah kamu mau menggosok gigi sebelum atau setelah mandi?”. Dengan cara ini, Anda tidak bertanya “Apakah kamu mau menggosok gigi sekarang?” yang tanpa bisa dihindari akan dijawab oleh sang anak dengan “Tidak”.
• Simpan dengan baik benda-benda berbahaya agar di luar jangkauan anak-anak, jauhkan dari pandangan mata ataupun jangkauan tangan mereka; sehingga mereka tidak perlu berjuang begitu keras untuk mendapatkan benda-benda tersebut. Tentu saja hal ini tidaklah mungkin bisa dilakukan setiap waktu, khususnya di luar rumah di mana lingkungan tersebut tidaklah bisa dikendalikan.
• Alihkan perhatian sang anak. Manfaatkan rentang perhatian anak yang pendek dengan menawarkan barang pengganti ataupun memulai aktivitas baru untuk menggantikan aktivitas yang berpotensi membuat frustasi ataupun yang dilarang. Atau bisa juga dengan mengganti suasana dengan membawa mereka ke ruang lain.
• Tatkala anak-anak bermain atau berusaha menguasai suatu tugas baru, aturlah agar mereka bisa mengalami keberhasilan setahap demi setahap. Berikan mainan yang sesuai dengan umurnya. Juga mulailah dengan sesuatu yang sederhana dan mudah sebelum melanjutkannya dengan tugas yang lebih menantang.
• Pertimbangkan permintaan anak dengan seksama. Apakah permintaan ini terlalu berlebihan atau tidak? Pertimbangkan dengan baik, penuhi permintaan tersebut bilamana tidak berlebihan.
• Ketahui limit/batasan anak Anda. Jika Anda tahu anak sedang lelah, maka tidaklah tepat untuk mengajaknya berbelanja ataupun memintanya melakukan satu tugas lagi.
Jika anak masih mengulangi aktivitas yang dilarang padahal membahayakan, peganglah sang anak dengan kuat untuk beberapa menit. Tatap matanya dan katakan Anda tidak mengijinkan tindakannya. Tetaplah konsisten. Anak-anak harus mengerti bahwa Anda serius untuk masalah yang berkaitan dengan keamanan.
Taktik Menghadapi Ledakan Emosi Kemarahan
Hal terpenting yang harus diingat tatkala berhadapan dengan seorang anak yang sedang marah, tidak peduli apa sebabnya, adalah tetap bersikap tenang. Jangan memperparah keadaan dengan rasa frustasi Anda. Anak-anak bisa merasakan saat orangtua mereka menjadi frustasi. Hal ini bisa membuat frustasi mereka menjadi lebih parah. Tarik nafas dalam-dalam dan cobalah untuk berpikir lebih jernih. Anak Anda meniru teladan Anda. Memukul anak tidaklah membantu dalam situasi seperti ini; karena anak akan menangkap pesan bahwa kita bisa menyelesaikan masalah dengan pukulan. Milikilah kontrol diri yang cukup.
Pertama, coba pahami apa yang sedang terjadi. Ledakan emosi kemarahan harus ditangani secara tersendiri tergantung dari penyebabnya. Cobalah untuk mengerti penyebabnya. Misalnya ketika anak Anda sedang mengalami kekecewaan besar, Anda perlu berempati dengannya sebelum mengarahkan tindakan dan sikap selanjutnya.
Situasinya akan berbeda saat menghadapi ledakan emosi dari seorang anak yang mengalami penolakan. Sadarilah bahwa anak kecil belum memiliki kemampuan untuk menjelaskan suatu alasan dengan baik, sehingga Anda mungkin tidak menerima penjelasan yang memuaskan. Mengabaikan ledakan amarah mereka adalah satu cara untuk menangani hal ini dengan catatan ledakan emosi ini tidak membahayakan anak Anda ataupun orang lain. Lanjutkan saja aktivitas Anda setelah memberikan perhatian sesaat, biarkan ia berkutat sendiri dengan perasaannya namun masih dalam jarak pandangan Anda. Jangan tinggalkan anak kecil Anda sendirian, bila tidak, dia akan merasa ditinggalkan dengan emosi yang masih belum terkontrol. Ingat cara ini tidak selalu berhasil namun untuk kasus ringan bisa jadi sangat membantu.
Nah ceritanya akan sangat berbeda jika anak-anak yang sedang marah tersebut berada dalam bahaya karena menyakiti dirinya sendiri atau orang lain. Sebaiknya anak ini dibawa ke tempat yang tenang dan aman untuk ditenangkan. Hal ini juga berlaku untuk ledakan emosi yang terjadi di tempat umum.
Anak-anak yang lebih besar cenderung memanfaatkan ledakan emosi untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Apalagi jika mereka telah mengetahui taktik ini berhasil sebelumnya. Jika anak-anak tersebut telah bersekolah, adalah pantas untuk meminta mereka ke kamar mereka untuk menenangkan diri dan memikirkan perilakunya. Ketimbang menggunakan batasan waktu tertentu, orangtua bisa meminta mereka tetap berada di kamar hingga mereka telah bisa mengendalikan diri. Ini adalah pilihan untuk penguasaan di mana anak belajar untuk mengendalikan diri dengan tindakan mereka.
Setelah Badai Kemarahan
Terkadang seorang anak mengalami kesulitan menghentikan kemarahannya. Dalam kasus ini, kita bisa bantu mereka dengan berkata “Saya akan membantu menenangkanmu sekarang”. Tapi jangan beri penghargaan kepada anak Anda setelah kemarahannya dengan mengalah. Hal ini hanya akan membuktikan kepada anak Anda bahwa ledakan emosi adalah efektif untuk memaksakan kehendaknya. Sebagai gantinya, puji anak Anda atas keberhasilannya mengendalikan diri.
Setelah kemarahan, anak juga menjadi peka ketika mereka mengetahui bahwa mereka tidak lagi berlaku manis. Nah inilah saat yang tepat untuk memeluk mereka dan meyakinkan bahwa mereka tetap dicintai tanpa syarat.
Penjelasan detail mengenai hal ini bisa juga Anda dapatkan dalam materi Parents Club Multimedia Course dalam bentuk DVD/CD beserta petunjuk pelatihannya.

Bukan Omong Kosong

rENUNGAN

Summary:ersys
SEPULUH CIRI ORANG BERPKIR POSITIF


1. MELIHAT MASALAH SEBAGAI TANTANGAN
Bandingkan orang yang melihat masalah sebagai cobaan hidup yang terlalu berat maka dia akan berpikir hidupnya adalah menjadi orang yang paling sengsara di dunia.

2. MENIKMATI HIDUP
Pemikiran positif akan membuat seseorang menerima keadaannya dengan besar hati

3. PIKIRAN TERBUKA UNTUK MENERIMA SARAN DAN IDE
Pikiran terbuka membutuhkan kebesaran hati dan tentu kesabaran. karena dengan begitu, akan ada hal-hal baru yang akan membuat segala sesuatu menjadi lebih baik.

4. MENGHILANGKAN PIKIRAN NEGATIF SEGERA SETELAH PIKIRAN ITU TERLINTAS DI BENAK
Suatu kendala yang sebetulnya bisa diatasi dengan kepala dingin jika sudah dilandasi dengan pikiran negatif ternyata hanya akan menimbulkan masalah baru.

5. MENSYUKURI APA YANG DIMILIKI
Hindari berkeluh kesah tentang apapun yang tidak dimiliki karena justru akan menjadi beban. sebaliknya jadikan hal itu sebagai motivasi untuk meraih hidup yang diharapkan.

6. TIDAK MENDENGAR GOSIP YANG TAK MENENTU
Sudah pasti gosip erat sekali dengan berpikir negatif. karena itu sebisa mungkin jauhi gosip-gosip yang tak jelas asalnya.

7. TIDAK MEMBUAT ALASAN TETAPI AMBIL TINDAKAN
NATO ( No Action, Talk Only ) itu adalah ciri khas orang berpikir negatif. maka ambilah tindakan dan buktikan bahwa anda bisa mengatasi masalah sebagai orang yang berpikir positif.

8. MENGGUNAKAN BAHASA YANG POSITIF
Saat kita berkomunikasi dengan orang lain gunakan kalimat-kalimat yang bernadakan optimisme sehingga dapat memberikan semangat terhadap lawan bicara kita

9. MENGGUNAKAN BAHASA TUBUH YANG POSITIF
Diantara bahasa tubuh yang lain senyum merupakan wujud dari berpikir positif karena akan menimbulkan kesan bersahabat dan akan menjadi lebih akrab dengan suasana.

10. PEDULI PADA CITRA DIRI
Itu sebabnya, mereka berusah tampil baik bukan hanya di luar tetapi juga di dalam.

Itulah sepuluh tanda orang berpikir positif semoga artikel diatas bermanfaat untuk anda. jadilah orang yang berpikir positif dalam menyelesaikan masalah sehingga kita tidak akan terbebani dengan hidup ini.



10 ciri orang berpikir positif Originally published in Shvoong: http://id.shvoong.com/social-sciences/1901760-10-ciri-orang-berpikir-positif/