Minggu, 29 Agustus 2010

Bahasa Daerah Jawa

PAKET A

21. Tegese cangkriman “ Yen ibune siji anake loro, yen anake siji ibune loro, yen ibune telu ora duwe anak” yaiku ...
a. Salak
b. Manggis
c. Duren
d. Nangka

22. Simbah ngendika, “ Kowe kudu sregep sinau supaya munggah kelas”. Yen didadekake ukara ora langsung, yaiku ...
a. Simbah ngendika kowe kudu sregep sinau supaya munggah kelas.
b. Simbah ngendika ,” Manawa aku kudu sregep sinau supaya munggah kelas”.
c. Simbah ngendika menawa aku kudu sregep sinau supaya munggah kelas.
d. Simbah ngendika, kowe kudu sregep sinau supaya munggah kelas.

23. Kula mangke sonten badhe ...... basar datheng lapangan Brawijaya, sekalian ...... Bapak supados ...... serat dateng Pak Camat.
a. Mirsani ; dipungkengken ; ngaturake.
b. Mirsani ; dipunutus ; maringaken.
c. Ningali ; dipungkengken ; ngaturake.
d. Ningali ; dipunutus ; ngaturaken.

24. Kudu sing gemi setiti, Yen ditulis jawa ....
a.
b.
c.
d.

25. Mbak Sari ngonceki nanas nganggo lading.
Ukoro ing dhuwur polane ...
a. Wasesa – jejer – lesan – katrangan piranti.
b. Lesan – wasesa – jejer – katrangan sebab.
c. Jejer – lesan – wasesa – katrangan sebab.
d. Jejer – wasesa – lesan – katrangan piranti.

26. Raden Ramawijaya lan garwane yaiku Dewi Sinta, nilar praja Ayodyapala banjur dedunung ana ing alas Dhandhaka. Alas Dhandhaka iku dadi wewengkone praja Ngalengka.
Raden Ramawijaya kapeksa nilarake garwane, amarga mburu kidang kencana. Kidang kenacana iku milihane kala marica. Dewi Sinta di kancani dening Raden Laksmana yaiku rayine Raden Rama.
Garwane Raden Ramawijaya yaiku ...
a. Dewi Sembadra.
b. Dewi Sinta.
c. Dewi Srikandi.
d. Dewi Banowati.

27. Nulis Layang bagian titi mangsa ditulis ing ...
a. Pucuk ndhuwur sisih kiwa.
b. Pucuk ndhukur sisih tengen.
c. Salam pembuka sisih kiwa.
d. Salam penutup sisih tengen.

28. Iwak yuyu iwak ...... , petruk bulus lagi ......
Yen sinau dadi ........ , mbesuk lulus ati .......
a. Wader ; silem ; pinter ; ayem.
b. Lele ; gedhe ; kere ; gemudhe.
c. Kedhung ; iwake ; nundhung ; nganyelake.
d. Segara ; mati ; pinter ; seneng.

29. Pak Kusmiarto mbalang pitik nganggo watu.
Yen diomahi dadi ukara tanggap yaiku ...
a. Pak Kusmiarto mbalang pitik nganggo watu.
b. Pitik Pak Kusmiarto dibalang nganggo watu.
c. Watu kanggo mbalang pitik Pak Kusmiarto.
d. Pitik dibalang Pak Kusmiarto nganggo watu.

30. Tak sawang kawit mau, gilang kok mung ...... (toleh) wae kaya bedhes ketulup.
a. Toleh – toleh.
b. Tetoleh.
c. Tolah – toleh.
d. Tetolah – tetoleh.

PEMANTULAN CAHAYA

I. TUJUAN PERCOBAAN
- Membuat grafik terhadap pada kertas grafik
- Menghitung jarak fokus cermin dan lensa
- Menghitung perbesaran bayangan
- Menghitung kuat lensa
- Menyebutkan sifat bayangan
- Merumuskan hukum pemantulan cahaya.
II. DASAR TEORI
Cermin lengkung adalah sebutan untuk cermin yang tidak datar, cermin lengkung terdiri atas dua macam yaitu cermin cembung dan cermin cekung.
Lensa adalah benda transparan atau tembus pandang yang berbentuk lengkung. Bayangan yang dibentuk oleh lensa dihasilkan oleh peristiwa pembiasan (refraksi) lensa tipis dibagi dua yaitu lensa cembung dan lensa cekung.
Rumus cermin / lensa





Cermin cekung = lensa cembung = fokus (+)
Cermin cembung = lensa cekung = fokus (-)
Sо = jarak benda (cm)
S¹ = jarak bayangan (cm)
f = jarak fokus (cm)
M = perbesaran bayangan (kali)
P = kuat lensa (dioptri)
Menentukan sifat bayangan =
S¹ (-) bayangan maya / tegak
S¹ (+) bayangan nyata / terbalik
M >1 (diperbesar)
M < 1 (diperkecil)
M = 1 (sama besar)
Pemantulan cahaya
Bunyi hukum pemantulan cahaya pada suatu permukaan :
1. Sinar datang, sinar pantul, dan garis normal terletak pada satu bidang
2. Sudut pantul sama dengan sudut datang.
Tiga sinar istimewa cermin cekung atau cembung
1. Sinar datang sejajar sumbu utama cermin dipantulkan melalui titik fokus F.
2. Sinar datang melalui titik fokus F dipantulkan sejajar sumbu utama.
3. Sinar datang melalui titik pusat kelengkungan dipantulkan kembali melalui titik pusat kelengkungan.
III. METODE PERCOBAAN
A. Alat dan bahan
- cermin cekung dan cembung, serta cermin datar
- Laser pointer
- Lilin
- Layar
- Penggaris
- Kertas dan busur derajat
- Jarum pentul
1. Langkah Percobaan
A. Cermin datar
1. Susunlah alat seperti gambar dibawah ini :





2. Tandai titik A pada laser pointer dan titik B pada cermin, tempat jatuhnya sinar datang, kemudian nyalakan laser pointer dan amati sinar pantulnya.
3. Tandai titik C pada garis yang dilewati oleh sinar pantul. Kemudian gambarlah garis tegak lurus cermin pada titik B, ukurlah sudut datang dan sudut pantulnya.
4. Lakukan percobaan yang sama beberapa kali dengan mengubah posisi laser pointer.

II. CERMIN CEKUNG / CERMIN CEMBUNG


1. Susunlah alat –alat percobaan seperti gambar di atas
2. Posisikan lilin pada jarak tertentu dari cermin / lensa
3. Geser – geserlah layar sampai terbentuk bayangan lilin yang tajam.
4. Catatlah jarak lilin ke lensa (S0) dan jarak layar ke lensa (S¹)
5. Ulangi langkah 2 s/d 4 dengan mengubah jarak benda sampai terambil lima data.

III. PADA CERMIN PEMANTULAN CAHAYA CEKUNG DAN CEMBUNG
1. Rangkailah alat seperti gambar :





2. Nyalakan laser sejajar sumbu utama, kemudian amati sinar pantulnya.
3.Buat titik F (titik tengah M dan cermin / titik fokus) hubungkan dengan sinar pantul, ukur sudut datang dan sudut pantul.
4. Arahkan laser ke titik F seperti gambar :






5. Amati sinar pantul dan buatlah titik C pada garis yang dilewati sinar pantul, ukurlah sudut datang dan sudut pantul.

II. CERMIN CEKUNG
Langkah sama dengan cermin cembung

IV. DATA DAN ANALISA
Cermin Cekung / Cermin Cembung






ANALISA DATA
1. buatlah grafik terhadap pada kertas grafik
2. hitunglah jarak fokus cermin / lensa
3. hitunglah perbesaran bayangan
4. dari hasil pengukuran sudut datang dan sudut pantul pada setiap cermin kecenderungan apa saja yang dihasilkan
5. dari sinar datang sejajar sumbu utama, kecenderungan apa saja yang dihasilkan dari sinar pantul pada cermin cekung dan cermin cembung? Beri alasan
6. dari sinar datang melewati titik fokus kecenderungan apa yang dihasilkan dari sinar pantul pada cermin cekung dan cermin cembung? Beri alasan

V. KESIMPULAN
1. sifat bayangan pada cermin datar…
2. Sifat bayangan pada cermin cekung…
3. Sifat bayangan pada cermin cembung…
4. Sinar datang sejajar sumbu utama pada cermin cembung dan cermin cekung akan dipantulkan…
5. Sinar datang melalui titik fokus pada cermin cekung dan cermin cembung akan dipantulkan…
6. Bunyi hukum pemantulan cahaya…
7. Dari analisa data di dapat :
f = (…±…)cm dengan KR = …%, TK = …%
M = (…±…)kali dengan KR = … %, TK = …%

Hikmah Penciptaan Malaikat Pencatat Amal

Hikmah Penciptaan Malaikat Pencatat Amal, Padahal Allah Mengetahui Segala Sesuatu
Rabu, 5 April 2006 11:29:26 WIB

HIKMAH PENCIPTAAN MALAIKAT PENCATAT AMAL, PADAHAL ALLAH SUBHANAHU WA TA’ALA MENGETAHUI SEGALA SESUATU


Oleh
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin




Pertanyaan
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya : Apakah hikmah penciptaan malaikat pencatat amal, padahal Allah mengetahui segala sesuatu ?

Jawaban
Seperti perkara-perkara ini kami katakan bahwa sesungguhnya kita terkadang menemukan hikmhanya dan terkadang tidak menemukannya. Sangat banyak yang tidak kita ketahui hikmahnya. Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.

“Artinya : Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah, ‘Ruh itu termasuk urusan Rabbku, dan tidaklah kamu diberi pengetahun melainkan sedikit” [Al-Isra : 85]

Sesunguhnya makhluk-makhluk ini, jika seseorang bertanya kepada kita, “Apakah hikmah dari penciptaan unta oleh Allah dengan bentuk seperti ini, menjadikan kuda bentuknya seperti ini, menjadikan keledai bentuknya seperti ini, menjadikan manusia bentuknya seperti ini dan yang semisalnya. Jika ia bertanya kepada kita tentang hikmah semua perkara ini, niscaya tidak kita ketahui. Jika ia bertanya kepada kita, apa hikmah Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan shalat dzuhur empat rakaat, ashar empat rakaat, maghrib tiga rakaat, dan shalat Isya empat rakaat serta yang semisalnya, niscaya kita tidak sanggup mengetahui hikmah semua itu. Dengan penjelasan ini, kita sadar bahwa banyak sekali fenomena-fenomena alam dan perkara-perkara syari’at yang hikmahnya masih samar bagi kita. Apabila seperti itu, kita mengatakan ; sesungguhnya pencarian kita terhadap hikmah dalam beberapa hal yang diciptakan dan disyariatkan, jika Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan karunia kepada kita hingga bisa sampai kepadanya, niscaya hal itu merupakan kelebihan karunia, kebaikan dan ilmu, dan jika kita tidak sampai kepadanya, maka hal itu tidak mengurangi sedikitpun (keimanan) kita.

Kemudian kita kembali kepada jawaban pertanyaan, yaitu apakah hikmahnya, Allah Subhanahu wa Ta’ala mewakilkan kepada kita malaikat pencatat amal yang mengetahui apa yang kita lakukan ?

Hikmah yang demikian adalah penjelasan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatur segala sesuatu, menentukan, memantapkannya dengan kuat, sehingga Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan malaikat pencatat amal perbuatan dan ucapan manusia, diwakilkan kepada mereka yang menulis apapun yang dilakukan manusia. Padahal Allah Mengetahui perbuatan mereka sebelum mereka melakukan. Tetapi semua ini merupakan penjelasan kesempurnaan perhatian dan pemeliharaan Allah Subhanahu wa Ta’ala terhadap manusia. Dan sesungguhnya alam ini diatur sebaik-baiknya, dikokohkan sekokoh-kokohnya. Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

[Fatawa Al-Aqidah, Syaikh Ibnu Utsaimin hal. 347-348]

[Disalin dari kitab Al-Fatawa Asy-Syar’iyyah Fi Al-Masa’il Al-Ashriyyah Min Fatawa Ulama Al-Balad Al-Haram, edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Terkini-3, Penyusun Khalid Al-Juraisy, Penerjemah Amir Hamzah, Penerbit Darul Haq]

Adzab Kubur Terhadap Orang Mukmin

Apakah Adzab Kubur Terhadap Orang Mukmin Dapat Diringankan?
Senin, 26 Februari 2007 14:56:42 WIB

APAKAH ADZAB KUBUR TERHADAP ORANG MUKMIN DAPAT DIRINGANKAN?


Oleh
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin




Pertanyaan
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya : Apakah adzab kubur terhadap orang mukmin yang berbuat maksiat dapat diringankan ?

Jawaban
Ya, kadang-kadang diringankan, karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah lewat dua kubur lalu berkata : “Keduanya benar-benar sedang diadzab, keduanya diadzab karena hal yang besar, benar, dia itu hal yang besar, salah satunya diadzab karena tidak bersuci dari kencing, atau beliau berkata : “Tidak bertabir waktu kencing, dan yang lain diadzab karena suka mengadu domba/membuat fitnah”. Kemudian beliau mengambil pelepah yang masih basah, lalu dibagi dua kemudian menancapkan pada tiap kubur satu buah dan berkata : “Semoga adzab keduanya diringankan selama pelepah itu berlum kering” [1]

Ini merupakan dalil bahwa terkadang adzab kubur itu bisa diringankan, namun apa hubungan antara dua pelepah kurma yang basah itu dengan diringankannya dua orang yang sedang diadzab ini ?

[1]. Ada yang berpendapat bahwa kedua pelepah ini senantiasa bertasbih selama belum kering, sedangkan tasbih bisa meringankan adzab bagi si mayit. Kesimpulan dari illat ini –yang kadang meleset jauh- bahwasanya disunnahkan kepada manusia untuk pergi ke kuburan dan bertasbih di sisinya agar adzabnya diringankan.
[2]. Sebagian ulama berkata : Penentuan seperti diatas adalah lemah karena dua pelepah itu tetap bertasbih baik dalam keadaan basah maupun kering, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.

“Artinya : Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memujiNya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun” [Al-Isra : 44]

Pernah terdengar tasbihnya kerikil oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, padahal kerikil itu kering, jadi apa illatnya?

Illatnya adalah bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, mengharap kepada Allah Azza wa Jalla agar adzab kedua orang itu diringankan selama dua pelepah itu masih basah, artinya bahwa tempo waktunya tidak panjang, dan hal itu dalam rangka untuk memberi peringatan akan perbuatan kedua orang tadi karena perbuatan mereka berdua itu persoalan besar, sebagaimana diterangkan dalam sebuah riwayat : “benar, bahwa itu adalah urusan besar”. Orang yang pertama tidak bersuci dari kencing, dan bila tidak bersuci dari kencing berarti dia shalat tanpa bersuci. Sedangkan yang kedua banyak memfitnah/mengadu domba, yang merusak hubungan antara hamba-hamba Allah –aku berlindung kepada Allah- serta melemparkan diantara mereka api permusuhan dan kebencian, dan ini adalah persoalan besar. Inilah pendapat yang paling dekat dengan kebenaran, bahwa hal hal itu merupakan syafa’at sementara sebagai peringatan untuk umat bukan merupakan kebakhilan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk memberi syafa’at selamanya.

Beralih dari pembicaraan, kami katakan : bahwa sebagian ulama –semoga Allah memaafkan mereka- mengatakan : “Disunnahkan agar manusia meletakkan pelepah basah, atau pohon atau semacamnya di atas kuburan agar adzabnya diringankan, akan tetapi kesimpulan ini jauh sekali dan tidak boleh kita melakukan hal itu karena beberapa alasan :

Pertama : Kita tidak tahu bahwa orang tersebut sedang diadzab, berbeda halnya dengan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Kedua : Jika kita melakukan hal itu maka kita telah berbuat buruk sangka terhadap mayit itu karena telah punya dugaan jelek (su’udzon) kepadanya bahwa dia sedang diadzab, siapa tahu dia sedang diberi nikmat. Siapa tahu mayit ini termasuk orang yang mendapat ampunan dari Allah sebelum matinya karena adanya satu dari sekian banyak sebab ampunan, lalu dia mati dan Rabb para hamba telah mema’afkannya, dan saat itu dia tidak berhak mendapatkan adzab.

Ketiga : Kesimpulan ini menyelisihi pemahaman Salafush Shalih yang mereka itu merupakan manusia yang paling mengerti tentang syari’at Allah. Tidak ada seorangpun dari sahabat Radhiyalahu ‘anhum yang mengerjalan hal itu, lalu apa urusannya kita melakukan hal itu?

Keempat : Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah membuka bagi kita (amal) yang lebih baik daripada hal itu. Bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila telah usai penguburan mayit beliau berdiri dan berkata :

“Artinya : Mintakanlah ampunan untuk saudaramu dan mintalah untuknya keteguhan karena dia sekarang akan ditanya” [2]

[Disalin dari kitab Majmu Fatawa Arkanil Islam, edisi Indonesia Majmu Fatawa Solusi Problematika Umat Islam Seputar Akidah dan Ibadah, Penulis Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, Terbitan Pustaka Arafah]
__________
Foote Note
[1]. Dikeluarkan oleh Bukhari, Kitabul Janaiz, Bab Adzabul Qabri Minal Ghibah wal Baul : 1378 dan Muslim, Kitab Thaharah, bab Ad-Dalil A’la Najasatil Baul wa Wujubil Istira’ minah : 292
[2]. Diriwayatkan oleh Abu Daud, kitabul Jazaiz, bab Istighfar ‘indal qabri Lil Mayyit Fi Waqtil Inshairat : 3221]

Permasalahan Adzab Kubur

Selasa, 24 Februari 2004 17:54:02 WIB

PERMASALAHAN ADZAB KUBUR


Oleh
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin






Pertanyaan :
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya : "Apakah adzab kubur itu menimpa jasad ataukah menimpa ruh ?"

Jawab :
Pada dasarnya adzab kubur itu akan menimpa ruh, karena hukuman setelah mati adalah bagi ruh. Sedangkan badannya adalah sekedar bangkai yang rapuh. Oleh karena itu badan tidak memerlukan lagi bahan makanan untuk keberlangsunganya ; tidak butuh makan dan minum, bahkan justru dimakan oleh tanah.

Akan tetapi Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah pernah berkata bahwa ruh kadang masih bersambung dengan jasad sehingga diadzab atau diberi nikmat bersama-sama. Adapula pendapat lain di kalangan Ahlus Sunnah bahwa adzab atau nikmat di alam kubur itu akan menimpa jasad, bukan ruh.

Pendapat ini beralasan dengan bukti empiris. Pernah dibongkar sebagian kuburan dan terlihat ternyata bekas siksa yang menimpa jasad. Dan pernah juga dibongkar kuburan yang lain ternyata terlihat bekas nikmat yang diterima oleh jasad itu.

Ada sebagian orang yang bercerita kepadaku bahwa di daerah Unaizah ini ada penggalian untuk membuat benteng batas wilayah negeri. Sebagian dari daerah yang di gali itu ada yang bertepatan dengan kuburan. Akhirnya terbukalah suatu liang lahat dan di dalamnya masih terdapat mayat yang kafannya telah dimakan tanah, sedangkan jasadnya masih utuh dan kering belum dimakan apa-apa. Bahkan mereka mengatakan melihat jenggotnya, dan dari mayat itu terhambur bau harum seperti minyak misk.

Para pekerja galian itu kemudian menghentikan pekerjaannya sejenak dan kemudian pergi kepada seorang Syaikh untuk mengutarakan persoalan yang terjadi. Syaikh tersebut berkata, "Biarkan dalam posisi sebagaimana adanya. Hindarilah ia dan galilah dari sebelah kanan atau sebelah kiri !".

Beralasan dari kejadian-kejadian seperti ini, ulama menyatakan bahwa ruh terkadang bersambung dengan jasad, sehingga siksa itu menimpa ruh dan jasad. Barangkali ini pula yang diisyaratkan oleh sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam : "Sesungguhnya kubur itu akan menghimpit orang kafir sehingga remuk tulang-tulang rusuknya". Ini menunjukkan bahwa siksa itu menimpa jasad, karena tulang rusuk itu terdapat pada jasad. Wallahu A'lam

Pertanyaan :
Apakah adzab kubur menimpa orang mukmin yang bermaksiat ataukah hanya menimpa orang kafir .?

Jawab :
Adzab kubur yang terus menerus akan menimpa orang munafik dan orang kafir. Sedangkan orang mukmin yang bermaksiat bisa juga disiksa di kubur. Dalam Shahih Al-Bukhari dan Muslim disebutkan hadits Ibnu Abbas Radhiyallahu 'anhu, bahwa pernah suatu ketika Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, melewati dua kuburan seraya bersabda : "Kedua penghuni kuburan itu diadzab dan keduanya bukannya diadzab lantaran dosa besar. Salah satunya diadzab karena tidak bertabir dari kencing, sedangkan yang satunya suka kesana-kemari mengumbar fitnah (mengumpat)" Kedua penghuni kubur itu jelas orang muslim.

Pertanyaan :
Apakah adzab kubur itu terus menerus ataukah tidak ?

Jawab :
Jika seseorang itu kafir --na'udzu billah-- maka tidak ada jalan baginya untuk meraih kenikmatan selama-lamanya, sehingga siksa kubur yang ia terima itu sifatnya terus menerus.

Namun orang mukmin yang bermaksiat, maka di kuburnya ia akan diadzab sesuai dengan dosa-dosa yang dahulu pernah ia perbuat. Boleh jadi adzab yang menimpa lantaran dosanya itu hanya sedikit sehingga tidak memerlukan waktu penyiksaan sepanjang ia berada di alam barzah antara kematiannya sehingga bangkitnya kiamat. Dengan demikian, jelas bahwa adzab yang menimpanya itu terputus, dan bukan selamanya.

Pertanyaan :
Apakah adzab kubur itu bisa diringankan atas orang mukmin yang bermaksiat ?

Jawab :
Memang benar bahwa adzab kubur itu bisa diringankan. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah melalui dua kuburan lantas berkata,"Kedua penghuni kubur itu di adzab, dan dia diadzab bukan karena dosa besar, tapi hakekatnya juga besar. Salah satunya tidak membersihkan diri atau tidak bertabir dari kencing, sedangkan yang satunya lagi biasa kian kemari menghambur fitnah". Kemudian beliau mengambil dua pelepah kurma yang masih basah kemudian membelahnya menjadi dua, lalu menancapkannya pada masing-masing kuburan itu seraya bersabda :"Semoga bisa meringankan adzab yang menimpa kedua orang itu selama pelepah itu belum kering". Ini merupakan satu dalil bahwa adzab kubur itu bisa diringankan, yang menjadi pertanyaan, apa kaifiatnya antara dua pelepah kurma itu dengan diringankannya adzab atas kedua penghuni kubur itu ?

Ada yang memberikan alasan bahwa karena kedua pelepah kurma itu selalu bertasbih selama belum kering, dan tasbih itu bisa meringankan siksaan yang menimpa mayit. Berpijak dari sini ada yang mengambil alasan akan sunnahnya berziarah kubur dan bertasbih di situ untuk meringankan adzab yang menimpa si mayit.

Sedangkan ulama lain menyatakan bahwa alasan seperti ini lemah, karena kedua pelepah kurma itu senantiasa bertasbih, apakah dalam kondisi basah maupun sudah kering. Allah Ta'ala berfirman :

"Artinya : Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka". [Al-Isra' : 44]

Pernah juga terdengar tasbihnya kerikil oleh Rasulullah, sedangkan kerikil itu kering. Lalu, apa yang menjadi alasan sekarang .? Alasannya, bahwa ; Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mengharap kepada Allah 'Azza wa Jalla agar berkenan meringankan adzab yang menimpa kedua orang di atas selama kedua pelepah kurma itu masih basah.

Artinya, waktu permohonan beliau itu tidak lama, hanya sebatas basahnya pelepah kurma. Ini dimaksudkan sebagai ancaman terhadap siapa saja yang melakukan perbuatan seperti kedua mayit yang diadzab itu. Karena sebenarnya dosa yang diperbuat itu termasuk besar. Salah satunya tidak menjaga diri dari kencing. Jika demikian, ia melakukan shalat tanpa adanya kesucian dari najis. Sedangkan yang satunya lagi kian kemari mengumbar fitnah, merusak hubungan baik sesama hamba Allah --na'udzu billah--, serta menghembuskan permusuhan dan kebencian di antara mereka. Dengan demikian perbuatan yang dilakukan itu berdampak besar.

Inilah alasan yang lebih mendekati. Jadi, itu merupakan syafaat sementara dari beliau dan sebagai peringatan atau ancaman kepada umatnya, dan bukan merupakan kebakhilan beliau untuk memberikan syafaat yang kekal.


[Disalin dari kitab Fatawa Anil Iman wa Arkaniha, yang di susun oleh Abu Muhammad Asyraf bin Abdul Maqshud, edisi Indonesia Soal-Jawab Masalah Iman dan Tauhid, Pustaka At-Tibyan]

Mata Pelajaran : SAINS Materi Pokok : Bumi dan Alam Semesta Pertemuan / waktu : Keduabelas / 2 x 30 menit Metode : Ceramah dan diskusi A. Kompet

Mata Pelajaran : SAINS
Materi Pokok : Bumi dan Alam Semesta
Pertemuan / waktu : Keduabelas / 2 x 30 menit
Metode : Ceramah dan diskusi

A. Kompetensi Dasar
9.4 Menjelaskan perhitungan kalender Masehi dan kalender Hijriah

B. Indikator
o Menjelaskan sistem penanggalan atau kalender (kalender Masehi dan kalender Hijriah) serta hubungannya dengan revolusi bumi.
o Menjelaskan dasar perhitungan tahun masehi dan dasar perhitungan tahun Hijriah.

C. Materi Essensial
Sistem penanggalan (Hlm.180)

D. Media Belajar
o Buku SAINS SD Haryanto Erlangga Kelas VI

E. Rincian Kegiatan Pembelajaran Siswa

1. Pendahuluan
o Menyampaikan Indikator dan kompetensi yang diharapkan
(5 menit)

2. Kegiatan Inti
o Memahami peta konsep tentang sistem penanggalan
o Memahami sistem penanggalan:
- Tahun masehi atau tahun syamsiah
- Tahun komariyah atau tahun hijriyah
o Menyebutkan nama-nama bulan pada tahun masehi
o Menyebutkan nama-nama bulan pada tahun komariyah
o Melakukan tugas 9.2. Hlm.181
(50 menit)

3. Penutup
o Memberikan kesimpulan bahwa
- Perhitungan tahun Masehi didasarkan pada kala revolusi bumi
- Perhitungan tahun Hijriyah didasarkan pada kala revolusi bulan
(5 menit)

4. Pekerjaan Rumah
o Tugas 9.3. Hlm.182


Mengetahui
Kepala Sekolah



( ) Jakarta,
Guru Mata Pelajaran



( )











Mata Pelajaran : SAINS
Materi Pokok : Bumi dan Alam Semesta
Pertemuan / waktu : Ketigabelas / 2 x 30 menit
Metode : Ceramah dan diskusi

A. Kompetensi Dasar
9.4 Menjelaskan perhitungan kalender Masehi dan kalender Hijriah

B. Indikator
o Menjelaskan sistem penanggalan atau kalender (kalender Masehi dan kalender Hijriah) serta hubungannya dengan revolusi bumi.
o Menjelaskan dasar perhitungan tahun masehi dan dasar perhitungan tahun Hijriah.

C. Materi Essensial
Sistem penanggalan (Hlm.180)

D. Media Belajar
o Buku SAINS SD Haryanto Erlangga Kelas VI

E. Rincian Kegiatan Pembelajaran Siswa

1. Pendahuluan
o Menyampaikan Indikator dan kompetensi yang diharapkan
o Mengulang materi sebelumnya
(5 menit)

2. Kegiatan Inti
o Menagih tugas 9.2
o Melakukan uji kompetensi. Hlm.184
(50 menit)

3. Penutup
o Memberi motivasi untuk belajar
(5 menit)

4. Pekerjaan Rumaho –


Mengetahui
Kepala Sekolah



( ) Jakarta,
Guru Mata Pelajaran



( )
















Mata Pelajaran : SAINS
Materi Pokok : Bumi dan Alam Semesta
Pertemuan / waktu : Keempatbelas / 2 x 30 menit
Metode : Ceramah dan diskusi

A. Kompetensi Dasar
9.4 Menjelaskan perhitungan kalender Masehi dan kalender Hijriah

B. Indikator
o Menjelaskan sistem penanggalan atau kalender (kalender Masehi dan kalender Hijriah) serta hubungannya dengan revolusi bumi.
o Menjelaskan dasar perhitungan tahun masehi dan dasar perhitungan tahun Hijriah.

C. Materi Essensial
Sistem penanggalan (Hlm.180)

D. Media Belajar
o Buku SAINS SD Haryanto Erlangga Kelas VI

E. Rincian Kegiatan Pembelajaran Siswa

1. Pendahuluan
o Menyampaikan Indikator dan kompetensi yang diharapkan
o Mengulang materi sebelumnya
(5 menit)

2. Kegiatan Inti
o Membahas latihan soal Hlm.186
(50 menit)

3. Penutup
o Memberi motivasi untuk belajar
(5 menit)

4. Pekerjaan Rumaho –


Mengetahui
Kepala Sekolah



( ) Jakarta,
Guru Mata Pelajaran



( )
















Mata Pelajaran : SAINS
Materi Pokok : Bumi dan Alam Semesta
Pertemuan / waktu : Kelima belas / 2 x 30 menit
Metode : Ceramah dan diskusi

A. Kompetensi Dasar
9.4 Menjelaskan perhitungan kalender Masehi dan kalender Hijriah

B. Indikator
o Menjelaskan sistem penanggalan atau kalender (kalender Masehi dan kalender Hijriah) serta hubungannya dengan revolusi bumi.
o Menjelaskan dasar perhitungan tahun masehi dan dasar perhitungan tahun Hijriah.

C. Materi Essensial
Sistem penanggalan (Hlm.180)

D. Media Belajar
o Buku SAINS SD Haryanto Erlangga Kelas VI

E. Rincian Kegiatan Pembelajaran Siswa

1. Pendahuluan
o Menyampaikan Indikator dan kompetensi yang diharapkan
o Mengulang materi sebelumnya
(5 menit)

2. Kegiatan Inti
o Membahas latihan ulangan semester. Hlm.191
(50 menit)

3. Penutup
o Memberi motivasi untuk belajar menghadapi Ujian Nasional
(5 menit)

4. Pekerjaan Rumaho –


Mengetahui
Kepala Sekolah



( ) Jakarta,
Guru Mata Pelajaran



( )

Skenario Pembelajaran Sains

Mata Pelajaran : SAINS
Materi Pokok : Perubahan pada benda
Pertemuan / waktu : Keempat / 2 x 30 menit
Metode : Ceramah dan diskusi

A. Kompetensi Dasar
6.2 Mengidentifikasi faktor-faktor yang menentukan pemilihan benda/bahan untuk tujuan tertentu (karet, logam, kayu, plastik) dalam kehidupan sehari-hari

B. Indikator
o Mengidentifikasi sifat-sifat benda/ bahan untuk keperluan tertentu, misalnya: karet bersifat lentur, logam bersifat menghantar panas, kayu bersifat penghambat panas, plastik bersifat kedap air.
o Menentukan kegunaan bahan-bahan tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

C. Materi Essensial
Faktor penentu dalam memilih benda atau bahan
o Kegunaan benda atau bahan (Hlm.100)

D. Media Belajar
o Buku SAINS SD Haryanto Erlangga Kelas VI
o Ember, cangkul, pintu rumah

E. Rincian Kegiatan Pembelajaran Siswa

1. Pendahuluan
o Menyampaikan Indikator dan kompetensi yang diharapkan
(5 menit)

2. Kegiatan Inti
o Memahami peta konsep perubahan pada benda
o Melakukan kegiatan 6.1 (Hlm.101)
o Menyebutkan kegunaan masing-masing benda sesuai dengan sifat-sifatnya
(50 menit)

3. Penutup
o Memberikan kesimpulan :
- Pemiliohan bahan untuk membuat suatu benda harus sesuai dengan sifat bahan itu dan tujuan penggunaan benda

(5 menit)

4. Pekerjaan Rumaho –


Mengetahui
Kepala Sekolah



( ) Jakarta,
Guru Mata Pelajaran



( )











Mata Pelajaran : SAINS
Materi Pokok : Perubahan pada benda
Pertemuan / waktu : Kelima / 2 x 30 menit
Metode : Ceramah dan diskusi

A. Kompetensi Dasar
6.2 Mengidentifikasi faktor-faktor yang menentukan pemilihan benda/bahan untuk tujuan tertentu (karet, logam, kayu, plastik) dalam kehidupan sehari-hari

B. Indikator
o Mengidentifikasi sifat-sifat benda/ bahan untuk keperluan tertentu, misalnya: karet bersifat lentur, logam bersifat menghantar panas, kayu bersifat penghambat panas, plastik bersifat kedap air.
o Menentukan kegunaan bahan-bahan tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

C. Materi Essensial
Uji kompetensi

D. Media Belajar
o Buku SAINS SD Haryanto Erlangga Kelas VI

E. Rincian Kegiatan Pembelajaran Siswa

1. Pendahuluan
o Menyampaikan Indikator dan kompetensi yang diharapkan
o Mengulang materi sebelumnya
(5 menit)

2. Kegiatan Inti
o Mengulang materi sebelumnya
o Mengerjakan uji kompetensi
(50 menit)

3. Penutup
o Memberi motivasi untuk giat belajar
(5 menit)

4. Pekerjaan Rumah
o Latihan soal


Mengetahui
Kepala Sekolah



( ) Jakarta,
Guru Mata Pelajaran



( )















Mata Pelajaran : SAINS
Materi Pokok : Perubahan pada benda
Pertemuan / waktu : Keenam / 2 x 30 menit
Metode : Ceramah dan diskusi

A. Kompetensi Dasar
6.2 Mengidentifikasi faktor-faktor yang menentukan pemilihan benda/bahan untuk tujuan tertentu (karet, logam, kayu, plastik) dalam kehidupan sehari-hari

B. Indikator
o Mengidentifikasi sifat-sifat benda/ bahan untuk keperluan tertentu, misalnya: karet bersifat lentur, logam bersifat menghantar panas, kayu bersifat penghambat panas, plastik bersifat kedap air.
o Menentukan kegunaan bahan-bahan tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

C. Materi Essensial
Latihan soal

D. Media Belajar
o Buku SAINS SD Haryanto Erlangga Kelas VI

E. Rincian Kegiatan Pembelajaran Siswa

1. Pendahuluan
o Menyampaikan Indikator dan kompetensi yang diharapkan
o Mengulang materi sebelumnya
(5 menit)

2. Kegiatan Inti
o Mengulang materi sebelumnya
o Membahas latihan soal. Hlm.109
(50 menit)

3. Penutup
o Memberi motivasi untuk giat belajar
(5 menit)

4. Pekerjaan Rumah
o Latihan ulangan umum semester


Mengetahui
Kepala Sekolah



( ) Jakarta,
Guru Mata Pelajaran



( )















Mata Pelajaran : SAINS
Materi Pokok : Perubahan pada benda
Pertemuan / waktu : Ketujuh / 2 x 30 menit
Metode : Ceramah dan diskusi

A. Kompetensi Dasar
6.2 Mengidentifikasi faktor-faktor yang menentukan pemilihan benda/bahan untuk tujuan tertentu (karet, logam, kayu, plastik) dalam kehidupan sehari-hari

B. Indikator
o Mengidentifikasi sifat-sifat benda/ bahan untuk keperluan tertentu, misalnya: karet bersifat lentur, logam bersifat menghantar panas, kayu bersifat penghambat panas, plastik bersifat kedap air.
o Menentukan kegunaan bahan-bahan tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

C. Materi Essensial
Latihan ulangan semester.

D. Media Belajar
o Buku SAINS SD Haryanto Erlangga Kelas VI

E. Rincian Kegiatan Pembelajaran Siswa

1. Pendahuluan
o Menyampaikan Indikator dan kompetensi yang diharapkan
o Mengulang materi sebelumnya
(5 menit)

2. Kegiatan Inti
o Mengulang materi sebelumnya
o Membahas latihan ulangan umum semestetr 1Hlm.109.
(50 menit)

3. Penutup
o Memberi motivasi untuk giat belajar
(5 menit)

4. Pekerjaan Rumah
o Latihan ulangan


Mengetahui
Kepala Sekolah



( ) Jakarta,
Guru Mata Pelajaran



( )

Bukan Omong Kosong

rENUNGAN

Summary:ersys
SEPULUH CIRI ORANG BERPKIR POSITIF


1. MELIHAT MASALAH SEBAGAI TANTANGAN
Bandingkan orang yang melihat masalah sebagai cobaan hidup yang terlalu berat maka dia akan berpikir hidupnya adalah menjadi orang yang paling sengsara di dunia.

2. MENIKMATI HIDUP
Pemikiran positif akan membuat seseorang menerima keadaannya dengan besar hati

3. PIKIRAN TERBUKA UNTUK MENERIMA SARAN DAN IDE
Pikiran terbuka membutuhkan kebesaran hati dan tentu kesabaran. karena dengan begitu, akan ada hal-hal baru yang akan membuat segala sesuatu menjadi lebih baik.

4. MENGHILANGKAN PIKIRAN NEGATIF SEGERA SETELAH PIKIRAN ITU TERLINTAS DI BENAK
Suatu kendala yang sebetulnya bisa diatasi dengan kepala dingin jika sudah dilandasi dengan pikiran negatif ternyata hanya akan menimbulkan masalah baru.

5. MENSYUKURI APA YANG DIMILIKI
Hindari berkeluh kesah tentang apapun yang tidak dimiliki karena justru akan menjadi beban. sebaliknya jadikan hal itu sebagai motivasi untuk meraih hidup yang diharapkan.

6. TIDAK MENDENGAR GOSIP YANG TAK MENENTU
Sudah pasti gosip erat sekali dengan berpikir negatif. karena itu sebisa mungkin jauhi gosip-gosip yang tak jelas asalnya.

7. TIDAK MEMBUAT ALASAN TETAPI AMBIL TINDAKAN
NATO ( No Action, Talk Only ) itu adalah ciri khas orang berpikir negatif. maka ambilah tindakan dan buktikan bahwa anda bisa mengatasi masalah sebagai orang yang berpikir positif.

8. MENGGUNAKAN BAHASA YANG POSITIF
Saat kita berkomunikasi dengan orang lain gunakan kalimat-kalimat yang bernadakan optimisme sehingga dapat memberikan semangat terhadap lawan bicara kita

9. MENGGUNAKAN BAHASA TUBUH YANG POSITIF
Diantara bahasa tubuh yang lain senyum merupakan wujud dari berpikir positif karena akan menimbulkan kesan bersahabat dan akan menjadi lebih akrab dengan suasana.

10. PEDULI PADA CITRA DIRI
Itu sebabnya, mereka berusah tampil baik bukan hanya di luar tetapi juga di dalam.

Itulah sepuluh tanda orang berpikir positif semoga artikel diatas bermanfaat untuk anda. jadilah orang yang berpikir positif dalam menyelesaikan masalah sehingga kita tidak akan terbebani dengan hidup ini.



10 ciri orang berpikir positif Originally published in Shvoong: http://id.shvoong.com/social-sciences/1901760-10-ciri-orang-berpikir-positif/