Jumat, 09 Juli 2010

Upaya Mengembangkan Wawasan Kebangsaan

Upaya Mengembangkan
Wawasan Kebangsaan
Oleh Fazwan Kusumadinata

Selasa, 6 Juli 2010
Perkembangan politik di Indonesia ke depan memang sulit diramal, sulit diprediksi (unpredictable). Kita tidak mengetahui secara pasti bagaimana proses regenerasi pada tahun-tahun yang akan datang. Tentu kita berharap semua itu (pergantian kepemimpinan nasional) akan lancar-lancar saja.

Yang pasti, generasi tua yang sekarang memimpin bangsa dan menempati posisi-posisi penting dalam kepemimpinan nasional, cepat atau lambat, akan turun dari gelanggang politik. Generasi muda mau tidak mau harus tampil dalam kepemimpinan nasional, dan karena itu perlu mempersiapkan diri. Kita semua berharap agar proses regenerasi bisa berlangsung secara alamiah, tidak sampai terjadi gejolak yang memakan korban.

Banyak pihak, khususnya para analis politik, memperkirakan bahwa pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2014 akan terjadi proses regenerasi total, akan muncul pemimpin baru. Pemimpin baru itu (presiden dan wakil presiden, misalnya) nanti siapa, kita tidak tahu.

Bangsa ini adalah bangsa yang besar dan sangat heterogen, baik suku, agama, maupun adat istiadat. Karena itu, siapa pun yang akan memimpin bangsa ini ke depan, kita harapkan adalah figur yang baik, yang berkualitas, yang mempunyai kemampuan untuk memimpin bangsa ini.

Dalam perjalanan sejarah, kita sebagai bangsa telah mengalami berbagai peristiwa penting. Tak kurang dari 350 tahun bangsa ini pernah dijajah oleh bangsa asing. Kemudian, ada Hari Kebangkitan Nasional 1908, ada Sumpah Pemuda 1928, dan Proklamasi 17 Agustus 1945.

Rangkaian peristiwa sejarah tersebut memiliki arti penting dalam kehidupan kebangsaan kita dan mampu membentuk satu kesatuan tekad, cita-cita, dan tujuan awal berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Tujuan awal itu ialah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Pengalaman sejarah tersebut hendaknya dapat menjadi acuan bangsa ini ke depan dalam menghadapi tantangan global. Kita sebagai bangsa oleh Tuhan dikaruniai sumber daya yang lengkap dan melimpah, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Sumber daya alam itu seharusnya menjadikan bangsa ini hidup sejahtera, adil, dan makmur.

Namun, kenyataannya, pada saat ini bangsa kita tengah menghadapi berbagai persoalan dan terjadi disorientasi fungsi kehidupan sosial kebangsaan. Sebagai bangsa, kita juga sedang mengalami berbagai kemunduran, baik dari segi ekonomi, politik maupun moral.

Persoalan-persoalan yang terjadi saat ini, seperti kemiskinan, kebodohan, korupsi, dan penyalahgunaan wewenang dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, perlu segera diatasi. Bangsa ini telah memiliki Pancasila sebagai dasar negara dan sekaligus roh dalam perjalanan kita ke depan, dengan segala persoalan yang kita hadapi.

Permasalahannya, banyak elite bangsa ini seperti tidak mau memahami dan tidak mampu menjabarkan semangat dan roh Pancasila dalam sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Karena itu, harus ada upaya sungguh-sungguh untuk mengatasi berbagai persoalan tersebut. Jika tidak, berbagai masalah itu bisa saja mendistorsi makna dan cita-cita kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Prinsipnya, ke depan perlu ada kemauan bersama seluruh komponen bangsa untuk bersatu padu memajukan bangsa ini, sebagaimana semangat awal kebangkitan nasional yang digagas oleh founding fathers dalam menegakkan kemerdekaan dan kedaulatan NKRI ini.

Kita mempunyai semangat kebangsaan yang tinggi sebagaimana yang telah ditunjukkan oleh para pendiri republik tercinta ini. Semangat kebangsaan-semangat cinta pada bangsa dan tanah air-seperti inilah yang kini luntur. Kalau orang mencintai bangsa dan tanah airnya, tentu dia akan merasa malu mengeruk uang negara yang akibatnya dapat menyengsarakan rakyat banyak.

Celakanya, kini banyak orang yang dengan tidak malu-malu melakukan korupsi. Seorang pegawai pajak golongan rendah pun konon telah memiliki kekayaan puluhan, bahkan hingga ratusan miliar rupiah. Ini sungguh menyakitkan hati rakyat.

Di samping itu, tampaknya kita telah terjebak dalam persoalan-persoalan seperti fanatisme kedaerahan, egoisme kesukuan, silang pendapat, dan sikap otoritarian. Sikap seperti inilah yang menjadikan bangsa ini mundur, mengalami degradasi mental, dan disorientasi.

Seperti penulis singgung pada awal tulisan ini, cepat atau lambat akan terjadi proses regenerasi. Secara alamiah generasi tua akan turun dari panggung politik, digantikan oleh generasi yang lebih muda. Karena itu, mau tidak mau generasi muda harus mempersiapkan diri.

Dalam kaitan itu, beberapa hal penting harus diperhatikan. Pertama, pembangunan karakter dan mental (nation and character building) perlu lebih dikedepankan. Kita yakin,

bangsa yang bermental kuat dan memiliki semangat juang yang tinggi akan mampu melewati berbagai persoalan bangsa. Ini berarti bahwa pendidikan perlu diarahkan untuk pemenuhan kebutuhan dasar penciptaan individu yang kuat dan berkarakter sekaligus memiliki integritas di samping intelektualitas.

Kedua, ini yang menurut hemat penulis sangat penting, bersamaan dengan itu kita perlu terus-menerus mengupayakan pendalaman dan pengembangan wawasan kebangsaan. Generasi muda tidak boleh terseret pada kecenderungan fanatisme kedaerahan dan kesukuan. Roh Bhinneka Tunggal Ika hendaknya tertanam di hati sanubari segenap bangsa ini, termasuk generasi muda. Kita harus menghindari sekat-sekat primordial di antara sesama komponen bangsa.

Ketiga, semua elite politik di negeri, baik yang ada di Partai Golkar, Partai Demokrat, PDI Perjuangan, maupun yang ada di partai-partai lain, perlu berupaya mewujudkan pembangunan iklim politik yang sehat dan dinamis. Kita menyadari peran politik sangat menentukan stabilitas suatu negara dan bangsa. Semua elite politik harus mampu menciptakan situasi dan kondisi politik yang bisa mempercepat proses pembangunan menuju peningkatan kesejahteraan masyarakat.***

Penulis adalah Ketua DPP AMP

Bukan Omong Kosong

rENUNGAN

Summary:ersys
SEPULUH CIRI ORANG BERPKIR POSITIF


1. MELIHAT MASALAH SEBAGAI TANTANGAN
Bandingkan orang yang melihat masalah sebagai cobaan hidup yang terlalu berat maka dia akan berpikir hidupnya adalah menjadi orang yang paling sengsara di dunia.

2. MENIKMATI HIDUP
Pemikiran positif akan membuat seseorang menerima keadaannya dengan besar hati

3. PIKIRAN TERBUKA UNTUK MENERIMA SARAN DAN IDE
Pikiran terbuka membutuhkan kebesaran hati dan tentu kesabaran. karena dengan begitu, akan ada hal-hal baru yang akan membuat segala sesuatu menjadi lebih baik.

4. MENGHILANGKAN PIKIRAN NEGATIF SEGERA SETELAH PIKIRAN ITU TERLINTAS DI BENAK
Suatu kendala yang sebetulnya bisa diatasi dengan kepala dingin jika sudah dilandasi dengan pikiran negatif ternyata hanya akan menimbulkan masalah baru.

5. MENSYUKURI APA YANG DIMILIKI
Hindari berkeluh kesah tentang apapun yang tidak dimiliki karena justru akan menjadi beban. sebaliknya jadikan hal itu sebagai motivasi untuk meraih hidup yang diharapkan.

6. TIDAK MENDENGAR GOSIP YANG TAK MENENTU
Sudah pasti gosip erat sekali dengan berpikir negatif. karena itu sebisa mungkin jauhi gosip-gosip yang tak jelas asalnya.

7. TIDAK MEMBUAT ALASAN TETAPI AMBIL TINDAKAN
NATO ( No Action, Talk Only ) itu adalah ciri khas orang berpikir negatif. maka ambilah tindakan dan buktikan bahwa anda bisa mengatasi masalah sebagai orang yang berpikir positif.

8. MENGGUNAKAN BAHASA YANG POSITIF
Saat kita berkomunikasi dengan orang lain gunakan kalimat-kalimat yang bernadakan optimisme sehingga dapat memberikan semangat terhadap lawan bicara kita

9. MENGGUNAKAN BAHASA TUBUH YANG POSITIF
Diantara bahasa tubuh yang lain senyum merupakan wujud dari berpikir positif karena akan menimbulkan kesan bersahabat dan akan menjadi lebih akrab dengan suasana.

10. PEDULI PADA CITRA DIRI
Itu sebabnya, mereka berusah tampil baik bukan hanya di luar tetapi juga di dalam.

Itulah sepuluh tanda orang berpikir positif semoga artikel diatas bermanfaat untuk anda. jadilah orang yang berpikir positif dalam menyelesaikan masalah sehingga kita tidak akan terbebani dengan hidup ini.



10 ciri orang berpikir positif Originally published in Shvoong: http://id.shvoong.com/social-sciences/1901760-10-ciri-orang-berpikir-positif/